Sampai perpanjangan waktu, skor antara Manchester United melawan Fulham tetap 1-1, sehingga dilanjutkan ke adu penalti.
(Sumber gambar: x.com/ManUtd)
Manchester United, juara bertahan Piala FA, tersingkir dari kompetisi ini setelah kalah adu penalti melawan Fulham. Pertandingan yang berlangsung sengit ini berakhir dengan kemenangan Fulham berkat penyelamatan gemilang kiper Bernd Leno dari tendangan Victor Lindelof dan Joshua Zirkzee. Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi pelatih baru United, Ruben Amorim, yang kini hanya memiliki Liga Europa sebagai harapan terakhir untuk meraih trofi musim ini.
Babak pertama pertandingan berjalan kurang mengesankan hingga menjelang akhir, ketika Calvin Bassey mencetak gol pembuka untuk Fulham melalui sundulan dari tendangan sudut. Gol ini tercipta akibat kelengahan lini belakang United dalam mengantisipasi bola mati, masalah yang terus menghantui mereka sampai tahun 2025. Setelah tertinggal, United berusaha bangkit. Alejandro Garnacho, yang memulai laga dari bangku cadangan, dimasukkan pada menit ke-53 dan memberikan harapan baru. Bruno Fernandes akhirnya menyamakan kedudukan pada menit ke-71 melalui umpan silang Diogo Dalot, menunjukkan kerja keras Dalot yang kerap menjadi tumpuan di berbagai posisi.
Namun, peluang United untuk menang di waktu normal maupun perpanjangan waktu sirna. Andre Onana berhasil menggagalkan beberapa peluang Fulham, termasuk tembakan Emile Smith Rowe, sementara Leno juga tampil luar biasa dengan menahan tendangan Garnacho dan pemain muda Chido Obi, yang nyaris menjadi pahlawan bagi United. Skor tetap imbang hingga akhir, dan pertandingan dilanjutkan ke adu penalti.
Dalam adu penalti, Fernandes, Dalot, dan Casemiro berhasil menjalankan tugas mereka untuk United, sementara Raul Jimenez, Sander Berge, dan Willian mencetak gol untuk Fulham. Namun, kegagalan Lindelof dan Zirkzee, yang tendangannya dimentahkan Leno, mengakhiri perjalanan United di Piala FA. Fulham melaju ke perempat final untuk menghadapi Crystal Palace, sementara United kini harus fokus ke pertandingan Liga Europa melawan Real Sociedad.
Apa Arti Kekalahan Ini bagi Amorim dan United?
Kekalahan ini menambah daftar panjang kekecewaan United di musim yang sulit. Peringkat 14 di Liga Primer Inggris menunjukkan betapa beratnya tugas Amorim sejak mengambil alih pada November lalu. Meski penampilan melawan Fulham menunjukkan sedikit peningkatan dibanding laga-laga sebelumnya, hasil akhir tetap memperlihatkan kelemahan United, terutama pada situasi krusial seperti adu penalti. Liga Europa kini menjadi satu-satunya harapan mereka, tetapi menghadapi Real Sociedad dalam dua leg tidak akan mudah.
Piala FA sebenarnya bukan penentu utama kesuksesan musim United, tetapi kemenangan di kompetisi ini pada Mei lalu sempat menyelamatkan posisi Erik ten Hag. Kini, Amorim berada di posisi yang sama sulitnya, dengan tekanan semakin meningkat untuk membuktikan kemampuannya membawa United kembali ke jalur kemenangan.
Protes Fans dan Kontroversi Harga Tiket
Di luar lapangan, pertandingan ini juga diwarnai protes dari suporter United dan Fulham terhadap kenaikan harga tiket. Untuk laga Piala FA ini, tiket untuk suporter tandang Fulham dibanderol £61 dan £52—jauh lebih mahal dibandingkan batas £30 untuk laga Liga Primer Inggris. Fans United juga mengeluhkan kenaikan harga tiket anggota dari £40 menjadi £66 serta penghapusan harga khusus untuk anak-anak dan lansia. Aksi protes di luar Old Trafford dan spanduk di dalam stadion mencerminkan keresahan suporter terhadap kebijakan klub yang dianggap memanfaatkan loyalitas mereka.
Performa Pemain Kunci
Diogo Dalot menjadi sorotan karena kerja kerasnya meski performanya belum konsisten musim ini. Dengan jumlah menit bermain yang cukup banyak sejak musim 2023-24, Dalot sering dimainkan di berbagai posisi, dari bek kiri hingga sayap. Umpan silangnya untuk gol Fernandes membuktikan kontribusinya, meski kelelahan tampak memengaruhi kualitas permainannya secara keseluruhan.
Sementara itu, Rasmus Hojlund kembali menjalani laga tanpa gol—catatan yang kini mencapai 18 pertandingan. Penyerang muda Denmark ini tampak kehilangan kepercayaan diri, dan minimnya peluang yang diciptakan tim untuknya menjadi masalah tersendiri. Amorim bahkan memilih menggantinya dengan Chido Obi, pemain berusia 17 tahun yang tampil impresif dan nyaris mencetak gol kemenangan.
Kelemahan Pertahanan Bola Mati
Gol Bassey dari tendangan sudut menegaskan kembali kelemahan United dalam bertahan dari situasi bola mati. Sepanjang 2024, mereka telah kebobolan 17 gol dari set-piece—rekor terburuk dalam sejarah klub. Amorim telah berjanji memperbaiki aspek ini, tetapi setelah 24 pertandingan di bawah asuhannya, perubahan signifikan belum terlihat. Kelengahan bek seperti Leny Yoro dan Noussair Mazraoui menjadi penyebab utama, dan ini harus menjadi prioritas perbaikan ke depan.
***
Kekalahan dari Fulham di Piala FA memperpanjang masa sulit Manchester United di bawah Ruben Amorim. Dengan tersingkir dari kompetisi ini, fokus kini beralih ke Liga Europa sebagai harapan terakhir meraih trofi. Namun, masalah internal seperti kelemahan taktikal, performa pemain, dan ketidakpuasan suporter menunjukkan bahwa perjalanan United untuk kembali berjaya masih panjang. Chido Obi dan semangat muda lainnya mungkin menjadi titik cerah, tetapi tanpa perubahan besar, musim ini bisa berakhir tanpa prestasi berarti.