PSG memastikan lanjut ke fase selanjutnya di Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool lewat adu penalti.
(Sumber gambar: x.com/PSG_inside)
Pertandingan antara Liverpool dan Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions berlangsung dramatis dan penuh ketegangan. Setelah tertinggal 1-0 di leg pertama, PSG berhasil menyamakan agregat berkat gol cepat Ousmane Dembele. Laga pun berlanjut hingga babak perpanjangan waktu dan akhirnya ditentukan melalui adu penalti, di mana PSG keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2.
Momen Krusial pada Adu Penalti
Pada adu penalti, PSG memiliki keuntungan psikologis dengan memilih posisi tendangan ke arah tribun pendukung mereka. Vitinha membuka keunggulan bagi PSG dengan eksekusi penalti yang tenang, sementara Mohamed Salah menyamakan kedudukan bagi Liverpool. Goncalo Ramos kemudian berhasil mencetak gol untuk PSG, tetapi nasib buruk menimpa Liverpool ketika tembakan Darwin Nunez berhasil ditepis Gianluigi Donnarumma. Ousmane Dembele menambah keunggulan PSG dengan eksekusi spektakuler ke pojok kanan atas gawang, sementara Curtis Jones kembali gagal mengeksekusi penalti untuk Liverpool setelah Donnarumma melakukan penyelamatan gemilang. Desire Doue menjadi eksekutor terakhir yang memastikan kemenangan PSG dan menghancurkan harapan Liverpool untuk meraih tiga trofi di musim ini.
Liverpool Kecewa, tetapi Harus Bangkit
Walaupun Liverpool tampil dominan di fase grup, hasil ini menjadi pukulan telak bagi tim asuhan Arne Slot. Kekalahan lewat adu penalti tentu menyakitkan, terutama karena Liverpool memiliki rekor baik dalam babak ini di kompetisi Eropa. Namun, mereka tidak bisa larut dalam kekecewaan. Final Carabao Cup melawan Newcastle United sudah menanti, dan Liverpool harus segera bangkit untuk mengamankan trofi pertama mereka di bawah asuhan Slot. Dengan gelar Liga Premier yang hampir pasti dalam genggaman, Liverpool harus memastikan musim ini berakhir dengan lebih dari satu trofi untuk menutupi kekecewaan di Liga Champions.
PSG: Kandidat Kuat Juara Liga Champions?
PSG yang tampil impresif dalam dua leg menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang patut diperhitungkan di Eropa. Meski memulai kompetisi dengan buruk, mereka berhasil berkembang menjadi tim yang solid di bawah asuhan Luis Enrique. Keberhasilan mereka menyingkirkan Liverpool bukan hanya karena ketangguhan individu, tetapi juga strategi cerdas yang mereka terapkan. Dengan skuad muda berbakat seperti Vitinha, Nuno Mendes, dan Desire Doue, serta strategi rekrutmen yang lebih baik, PSG tampaknya telah berkembang menjadi tim dengan fondasi yang lebih kuat. Kini, mereka bisa menjadi ancaman serius dalam perburuan trofi Liga Champions.
Cedera Alexander-Arnold dan Konate: Dampak bagi Liverpool
Selain kekalahan, Liverpool juga mendapat pukulan lain dengan cedera yang dialami Trent Alexander-Arnold dan Ibrahima Konate. Alexander-Arnold terlihat kesakitan dan membutuhkan waktu lama untuk berjalan ke ruang ganti setelah mengalami cedera pergelangan kaki. Dengan kontraknya yang akan habis pada beberapa bulan, cedera ini juga bisa menjadi faktor dalam keputusan masa depannya. Sementara itu, Konate juga harus ditarik keluar karena cedera, yang semakin memperumit situasi pertahanan Liverpool jelang final Carabao Cup. Jika keduanya absen, Liverpool harus mengandalkan Jarrel Quansah untuk mengisi posisi bek kanan.
Ousmane Dembele: Ancaman Utama bagi Liverpool
Ousmane Dembele menjadi pemain yang paling menyulitkan Liverpool pada laga ini. Dengan fleksibilitasnya bermain di berbagai posisi lini depan, ia kerap kali muncul di area berbahaya untuk menciptakan peluang. Golnya di menit ke-12 merupakan hasil dari pergerakan cerdas yang membongkar pertahanan Liverpool. Bahkan, kritik sempat muncul terhadap Virgil van Dijk yang dianggap kurang agresif dalam mengantisipasi pergerakan Dembele. Dengan 21 gol di semua kompetisi sepanjang 2025, Dembele menunjukkan bahwa ia berada pada performa terbaik sepanjang kariernya.
Diogo Jota dan Mandulnya Lini Serang Liverpool
Diogo Jota kembali mengalami malam yang sulit di Liga Champions. Pemain asal Portugal ini gagal memanfaatkan peluang emas di babak pertama dan terus mengalami kesulitan mencetak gol di kompetisi ini. Statistik menunjukkan bahwa ia sudah 17 pertandingan tanpa gol di Liga Champions sejak terakhir kali mencetak gol pada November 2021. Meskipun ia tetap berkontribusi dalam pergerakan dan pressing, Jota tentu membutuhkan gol untuk kembali meningkatkan kepercayaan dirinya.
***
Kekalahan dari PSG melalui adu penalti memang menyakitkan bagi Liverpool, tetapi mereka tidak boleh terpuruk. Final Carabao Cup sudah menunggu, dan mereka masih memiliki peluang untuk meraih lebih banyak gelar musim ini. Sementara itu, PSG semakin menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang siap bersaing di level tertinggi Eropa. Dengan performa yang semakin solid, mungkin ini adalah tahun ketika mereka akhirnya bisa meraih trofi Liga Champions yang telah lama mereka dambakan.