Menerapkan Prinsip 'The Danish Way of Parenting' dalam Konteks Indonesia


Pengasuhan anak adalah salah satu aspek terpenting dalam membentuk karakter dan kebahagiaan seseorang. Buku The Danish Way of Parenting karya Jessica Joelle Alexander dan Iben Sandahl memberikan pendekatan menarik yang berbasis pada filosofi pengasuhan di Denmark, negara yang secara konsisten menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada Play (bermain), Authenticity (keaslian), Reframing (memandang ulang), Empathy (empati), No ultimatums (tanpa ultimatum), dan Togetherness (kebersamaan), buku ini memberikan pengetahuan yang relevan, bahkan bagi konteks pengasuhan di Indonesia.

Tantangan Pengasuhan di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, nilai, dan tradisi yang sangat luas. Pola pengasuhan sering dipengaruhi oleh norma budaya, agama, dan sosial. Namun, beberapa tantangan signifikan yang dihadapi orang tua di Indonesia mencakup fokus pada prestasi akademik yang berlebihan, disiplin keras berbasis hukuman fisik, dan kurangnya waktu berkualitas antara orang tua dan anak akibat kesibukan bekerja.

Dalam hal ini, prinsip-prinsip pengasuhan ala Denmark dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan pola pengasuhan yang lebih seimbang dan berorientasi pada kebahagiaan serta kesejahteraan anak.

Penerapan Prinsip "PARENT" di Indonesia

Play (bermain). Bermain adalah fondasi penting dalam pengasuhan ala Denmark. Di Indonesia, waktu bermain anak sering tergerus oleh beban akademik yang berat. Anak-anak diharapkan mengikuti berbagai les tambahan dan mengerjakan tugas sekolah sampai larut malam. Padahal, bermain tidak hanya menyenangkan tetapi juga membantu anak mengembangkan kreativitas, kemampuan sosial, dan kecerdasan emosional. Orang tua Indonesia bisa mendorong anak-anak untuk bermain di luar ruangan, menjelajahi lingkungan, dan menikmati masa kanak-kanak tanpa tekanan.

Authenticity (keaslian). Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran dalam berkomunikasi dengan anak. Orang tua sebaiknya menjawab pertanyaan anak dengan jujur dan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Di Indonesia, kebiasaan untuk menutupi kenyataan demi "melindungi" anak masih umum dilakukan. Padahal, kejujuran dapat membangun kepercayaan dan rasa aman pada anak.

Reframing (memandang ulang). Teknik ini mengajarkan orang tua untuk melihat sisi positif dari situasi negatif. Misalnya, jika anak mendapat nilai buruk di sekolah, orang tua dapat mendorong mereka untuk belajar dari kesalahan daripada langsung menghukum. Di Indonesia, orang tua sering memusatkan perhatian pada hasil akhir, sehingga anak merasa ditekan secara berlebihan. Dengan mempraktikkan reframing, anak-anak bisa belajar mengatasi kegagalan dengan lebih percaya diri.

Empathy (empati). Memahami perasaan anak adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat. Di Indonesia, pendekatan pengasuhan yang otoriter masih sering ditemukan, yaitu ketika anak-anak diharapkan untuk "tahu diri" tanpa penjelasan. Prinsip empati mengajarkan orang tua untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian, mengenali emosi mereka, dan membantu mereka mengatasinya dengan cara yang sehat.

No Ultimatums (tanpa ultimatum). Prinsip ini mendorong orang tua untuk menghindari ancaman dan hukuman fisik. Di Indonesia, hukuman fisik masih dianggap sebagai metode disiplin yang efektif bagi beberapa kalangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini bisa merusak hubungan orang tua-anak dan menciptakan trauma. Sebagai gantinya, orang tua dapat menggunakan pendekatan yang lebih tenang dan komunikatif untuk menyelesaikan konflik.

Togetherness (Kebersamaan). Kebersamaan keluarga, atau hygge, adalah inti dari pengasuhan ala Denmark. Di Indonesia, gaya hidup modern sering memisahkan anggota keluarga secara emosional. Orang tua dapat menciptakan momen kebersamaan yang berkualitas, seperti makan malam bersama tanpa gangguan teknologi, bermain permainan keluarga, atau sekadar berbicara dari hati ke hati.

Mengadaptasi ke Konteks Indonesia

Tentu saja, menerapkan prinsip-prinsip ini di Indonesia memerlukan penyesuaian. Nilai-nilai budaya lokal seperti gotong royong dan kekeluargaan sudah selaras dengan konsep kebersamaan (togetherness) ala Denmark. Namun, tantangan seperti sistem pendidikan yang kompetitif dan kurangnya dukungan untuk kesehatan mental keluarga masih memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung, seperti meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental dan mendesain kurikulum pendidikan yang lebih berorientasi pada kesejahteraan anak.

***

Pendekatan pengasuhan ala Denmark yang dipaparkan dalam buku The Danish Way of Parenting memberikan pengetahuan berharga bagi orang tua di Indonesia. Dengan mengadopsi prinsip PARENT, orang tua bisa menciptakan lingkungan pengasuhan yang lebih positif, mendukung, dan membahagiakan bagi anak-anak. Walaupun setiap keluarga memiliki tantangan dan dinamikanya masing-masing, esensi dari pendekatan ini adalah menciptakan hubungan yang penuh kasih sayang dan saling memahami, yang pada akhirnya akan membentuk generasi yang lebih bahagia dan berdaya.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.