Menjadi Wartawan Tempo: Seni Menulis Feature yang Berdaya Tahan Lama

Buku Seandainya Saya Wartawan TEMPO karya Goenawan Mohamad.

Buku Seandainya Saya Wartawan TEMPO karya Goenawan Mohamad (selanjutnya GM) merupakan panduan teknis dalam dunia jurnalistik dan sebuah ajakan untuk memandang jurnalisme sebagai seni serta keterampilan berpikir kritis. GM tidak hanya membahas bagaimana menulis berita, tetapi lebih jauh lagi, ia memperkenalkan konsep feature—sebuah gaya penulisan yang tetap relevan seiring waktu karena lebih dari sekadar berita harian. Dalam esai ini, saya akan mengulas bagaimana buku ini mengajarkan seni menulis feature serta relevansinya bagi jurnalisme modern.

Mengapa Feature?

Dalam dunia jurnalistik, berita keras (hard news) bersifat cepat usang. Apa yang ditulis hari ini bisa kehilangan relevansi keesokan harinya. Sebaliknya, feature memungkinkan sebuah berita bertahan lebih lama karena tidak hanya mengandalkan fakta-fakta peristiwa, tetapi juga sudut pandang yang unik dan pendekatan yang lebih mendalam. Selain memberikan informasi, feature juga menghibur dan mengajak pembaca berpikir.

Menurut GM, feature adalah "artikel kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan." Pernyataan ini menegaskan bahwa feature memberikan ruang lebih luas bagi seorang jurnalis untuk menggali kedalaman suatu peristiwa tanpa terjebak dalam format berita yang kaku.

Teknik Menulis Feature: Membuka dengan Kuat

Salah satu bagian menarik dalam buku ini adalah pembahasan tentang teknik menulis lead atau paragraf pembuka feature. Lead dalam feature tidak hanya menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?" tetapi juga harus mampu menggoda pembaca untuk terus membaca. Ada berbagai teknik lead yang diperkenalkan, seperti teaser lead yang memancing rasa ingin tahu atau freak lead yang menampilkan sesuatu yang nyentrik dan tidak biasa. Dengan penggunaan lead yang efektif, feature dapat menarik perhatian pembaca sejak kalimat pertama.

Antara Kreativitas dan Etika

Meskipun feature memberikan keleluasaan dalam menulis, GM menegaskan bahwa feature tetaplah bagian dari jurnalisme, bukan fiksi. Artinya, seorang wartawan tetap terikat pada etika jurnalistik—tulisan harus akurat, berbasis fakta, dan tidak mengaburkan realitas dengan bumbu berlebihan. Kebebasan yang diberikan dalam feature harus digunakan untuk memperkaya pemahaman pembaca, bukan untuk mendistorsinya.

Relevansi dalam Era Digital

Di era digital saat ini, ketika arus informasi begitu deras dan cepat, feature tetap menjadi format yang relevan. Dalam dunia media sosial yang dipenuhi berita singkat dan sering dangkal, feature menawarkan kedalaman dan konteks yang lebih luas. Penulisan feature memungkinkan wartawan untuk mengangkat sisi lain dari sebuah peristiwa yang mungkin terlewatkan dalam berita cepat.

Selain itu, bagi mereka yang berkecimpung di dunia konten digital—baik sebagai blogger, penulis lepas, atau pembuat konten media—prinsip-prinsip dalam buku ini tetap dapat diterapkan. Sebuah tulisan yang memiliki narasi kuat, sudut pandang unik, serta mampu menggugah emosi akan selalu memiliki tempat di hati pembaca, terlepas dari medium yang digunakan.

***

Seandainya Saya Wartawan TEMPO bukan hanya sebuah panduan bagi calon wartawan, tetapi juga inspirasi bagi siapa saja yang tertarik pada dunia penulisan. Di samping mengajarkan cara menulis feature yang baik, GM juga menjelaskan bagaimana berpikir kritis, menggali sudut pandang unik, serta menjaga keseimbangan antara kreativitas dan etika jurnalistik. Dalam dunia di mana informasi semakin mudah diakses, kemampuan menulis feature yang berdaya tahan lama akan menjadi aset berharga bagi siapa pun yang ingin berkecimpung di dunia media dan komunikasi.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.