The Buried Giant oleh Kazuo Ishiguro.
Bagaimana memori bisa membentuk identitas pribadi dan kolektif?
Dari novel The Buried Giant yang ditulis Kazuo Ishiguro, saya menemukan jawabannya. Berlatar di Britania pasca-Raja Arthur, novel ini mengikuti perjalanan pasangan lansia bernama Axl dan Beatrice. Mereka berusaha mengembalikan ingatan mereka yang hilang akibat kabut misterius. Melalui penggambaran tentang memori yang hilang, novel ini menggali sifat kontradiktif dari mengingat dan melupakan—baik sebagai proses penyembuhan maupun sumber kerugian. Novel ini pun mempertanyakan nilai memori dalam hubungan pribadi dan dinamika sosial yang lebih luas, serta mengeksplorasi apakah melupakan itu sebuah berkah atau kutukan.
Peran Melupakan dalam Penyembuhan
The Buried Giant memiliki pertanyaan tentang bagaimana memori memengaruhi diri. Axl dan Beatrice, seperti halnya karakter lain dalam novel ini, menjadi korban kabut yang menyebabkan amnesia kolektif. Kabut ini berfungsi sebagai metafora tentang bagaimana masyarakat dan individu sering memilih untuk melupakan pengalaman yang menyakitkan. Ingatan Axl dan Beatrice tentang kehidupan mereka bersama yang terfragmentasi menunjukkan bagaimana melupakan, sekalipun mengganggu, memungkinkan mereka melanjutkan hubungan dengan damai. Tanpa beban konflik atau trauma masa lalu, mereka mampu untuk fokus pada masa kini. Dalam hal ini, melupakan berperan sebagai faktor pelindung, yaitu melindungi mereka dari rasa sakit akibat konflik dan penyesalan di masa lalu.
Meskipun demikian, saat pasangan ini mulai memulihkan ingatan mereka, Ishiguro mengajukan pertanyaan apakah pemulihan ingatan selalu diinginkan. Novel ini menunjukkan bahwa meskipun melupakan bisa melindungi individu dari trauma, hal itu juga mengaburkan kebenaran, membuat sulit untuk memahami identitas diri sendiri atau sifat sebenarnya dari suatu hubungan. Ketika Axl dan Beatrice mengungkap detail yang menyakitkan tentang masa lalu mereka, termasuk pengkhianatan dan konflik yang belum terselesaikan, mereka dipaksa untuk menghadapi hubungan mereka yang rapuh. Dengan begitu, walaupun melupakan mungkin memberikan ketenangan sementara, hal itu juga membatasi potensi evaluasi diri dan penyembuhan yang datang akibat menghadapi ingatan-ingatan yang menyakitkan.
Memori Kolektif dan Melupakan Sejarah
Kabut dalam The Buried Giant juga memengaruhi memori kolektif, yaitu mengaburkan sejarah konflik antara suku Briton dan Saxon. Aspek ini mengangkat gagasan bahwa masyarakat sering memilih untuk melupakan masa lalu yang penuh kekerasan demi menjaga perdamaian. Naga Querig, yang nafasnya menghasilkan kabut, melambangkan penindasan ingatan yang disengaja, disetujui oleh para pengikut Raja Arthur untuk mencegah konflik lebih lanjut. Melupakan secara kolektif ini memungkinkan perdamaian yang rapuh bertahan antara faksi-faksi yang dulu berperang, tetapi perdamaian itu dibangun di atas ketidaktahuan, bukan rekonsiliasi.
Eksplorasi Ishiguro tentang amnesia kolektif mempertanyakan apakah melupakan masa lalu adalah solusi yang berkelanjutan untuk perdamaian masyarakat. Meskipun dapat mencegah kekerasan langsung, hal ini tidak menyelesaikan ketegangan mendasar atau pertanggungjawaban moral atas tindakan masa lalu. Sir Gawain, ksatria tua yang bertugas melindungi Querig, merefleksikan tujuan kabut ini dan mengakui ambiguitas moral dari keputusan tersebut. Novel ini mengkritik gagasan bahwa melupakan sejarah dapat menciptakan harmoni yang abadi. Sebaliknya, Ishiguro menyarankan bahwa menghadapi dan mengakui kekejaman masa lalu adalah hal yang diperlukan untuk penyembuhan sejati, meskipun berisiko membuka kembali luka lama.
Beban Mengingat
Meskipun novel ini menyoroti bahaya melupakan, ia juga mengeksplorasi beban mengingat. Bagi Axl dan Beatrice, pemulihan ingatan mereka bukanlah hal yang sepenuhnya membebaskan—ingatan itu membawa beban kesalahan masa lalu dan rasa bersalah yang belum terselesaikan. Para karakter harus bergulat dengan ketegangan antara keinginan untuk mengingat cinta mereka satu sama lain dan ketakutan tentang kebenaran menyakitkan yang mungkin diungkap oleh ingatan. Ambivalensi ini mencerminkan kondisi manusia secara lebih luas, di mana memori adalah sumber identitas sekaligus penyebab penderitaan.
Ishiguro menggambarkan memori sebagai sesuatu yang dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Dalam hubungan, ingatan tentang pengalaman bersama sering dilihat sebagai fondasi keintiman. Namun, The Buried Giant mempersulit gagasan ini dengan menunjukkan bagaimana ingatan tentang pengkhianatan atau konflik dapat mengurangi keintiman yang sama. Perjalanan Axl dan Beatrice untuk mendapatkan kembali ingatan mereka adalah ujian cinta mereka—apakah cinta mereka dapat bertahan menghadapi kebenaran dari masa lalu mereka. Pada akhirnya, novel ini menyarankan bahwa mengingat bukanlah sebuah penebusan, melainkan pertanggungjawaban emosional yang tidak semua orang siap hadapi.
Melupakan sebagai Bentuk Belas Kasihan
Tema penting dalam The Buried Giant adalah gagasan bahwa melupakan dapat menjadi tindakan belas kasihan. Akhir yang ambigu dari novel ini meninggalkan pembaca dengan pertanyaan apakah Axl dan Beatrice menjadi pasangan yang lebih baik setelah memulihkan ingatan mereka. Meskipun mereka telah menghadapi kebenaran tentang masa lalu mereka, pengungkapan ini membawa serta rasa kehilangan dan kesedihan yang diperbarui. Novel ini menyiratkan bahwa melupakan beberapa momen mungkin diperlukan untuk kedamaian, baik secara pribadi maupun kolektif. Melupakan, dalam pengertian ini, bukan hanya kegagalan untuk mengingat, tetapi pilihan yang disengaja, meskipun tidak sadar, untuk melepaskan trauma masa lalu.
Tema ini tercermin dalam konteks sosial yang lebih luas dalam novel. Keputusan untuk mempertahankan kabut mencerminkan keinginan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut antara Briton dan Saxon. Meskipun dibangun di atas dilema etis, keputusan untuk melupakan digambarkan sebagai cara untuk bertahan hidup. Ishiguro tampaknya menyarankan bahwa meskipun mengingat penting untuk penyembuhan, ada saat-saat ketika melupakan memungkinkan sebagai kesempatan untuk pembaruan. Dengan cara ini, novel ini menyajikan pandangan tentang memori, ketika mengingat dan melupakan memiliki tempatnya masing-masing dalam pengalaman manusia.
***
The Buried Giant mengeksplorasi keseimbangan yang halus antara mengingat dan melupakan, menekankan bahwa keduanya sama-sama penting meskipun penuh dengan kompleksitas. Memori, baik pribadi maupun kolektif, membawa potensi untuk penyembuhan sekaligus bahaya. Novel ini menyarankan bahwa meskipun memori penting untuk memahami identitas dan masa lalu seseorang, memori juga merupakan beban berat yang dapat menghancurkan hubungan serta memicu konflik kembali. Sebaliknya, melupakan menawarkan kelegaan sementara dan perdamaian, tetapi dengan konsekuensi mengaburkan kebenaran.
Pada akhirnya, novel ini meninggalkan pembaca dengan pertanyaan: apakah lebih baik mengingat, dengan segala rasa sakit yang menyertainya, atau melupakan, meskipun berarti hidup dalam ketidaktahuan? Ishiguro tidak memberikan jawaban yang jelas, tetapi mengajak kita untuk merenungkan cara-cara ketika memori dan melupakan membentuk kehidupan, hubungan, dan masyarakat kita.