Peanuts Every Sunday Vol. 1: 1952-1955

Sampul Peanuts Every Sunday Vol. 1: 1952-1955.

Kemungkinan besar dari kita pasti mengenal Snoopy, karakter anjing beagle putih yang suka berlagak layaknya manusia dan berimajinasi. Untuk saya pribadi, pertama kali melihatnya dari serial animasinya yang ditayangkan di stasiun teve pada awal 2000-an. Namun, baru ketika saya remaja, saya mengetahui bahwa Snoopy, Charlie Brown, Linus van Pelt, dkk. berawal dari komik strip bernama Peanuts karya Charles M. Schulz.

Singkat cerita, pada Juli ini saya berkesempatan membaca Peanuts Every Sunday Vol. 1: 1952-1955 yang berisi tentang kumpulan komik strip Peanuts yang dipublikasikan dari 6 Januari 1952 sampai 25 Desember 1955. Menurut saya, buku ini lebih dari sekadar kumpulan strip komik berwarna, melainkan juga tentang perjalanan waktu dari salah satu strip komik paling terkenal di dunia. Perkembangan artistik dan tematik Schulz pada tahun-tahun awal ini juga sangat terasa, memberikan sudut pandang menarik bagi pembaca untuk menyaksikan transformasi karakter-karakter dan gaya visualnya.

Awal Penerbitan Peanuts

Komik strip Peanuts edisi pertama.

Panel yang menampilkan kejahilan Charlie Brown.

Panel yang menampilkan sosok Lucy van Pelt yang masih lugu.

Sosok Lucy van Pelt yang lugu, perlahan ditampilkan menjadi sosok kakak perempuan yang menyebalkan.

Peanuts pada awal penerbitannya memberikan pandangan menarik tentang cara Schulz bercerita pada komik. Di periode ini, Schulz bereksperimen pada karakter-karakter Peanuts, kepribadian mereka, dan gaya visualnya. Bisa dilihat, salah satunya dari karakter Charlie Brown yang ditampilkan sebagai anak nakal dan usil. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menampilkan Charlie Brown yang lebih tenang sebagai ciri khasnya. Demikian pula Lucy van Pelt bertransformasi dari anak manis menjadi “fussbudget,” sosok saudara yang cerewet dan menyebalkan. Eksperimen awal ini bisa dikatakatan membuat peran Lucy di kemudian hari sebagai karakter dominan dalam geng Peanuts. Dan, tentu saja, evolusi Snoopy dimulai dari sini; ia berubah dari hewan peliharaan biasa menjadi karakter yang memiliki sifat dan pemikiran seperti manusia, yang pada akhirnya mengarah ke imajinasinya yang lebih kompleks di tahun-tahun mendatang.

Humor dan Kemanusiaan dalam Karya Schulz

Charlie Brown yang menolak untuk mengikuti perdebatan tentang Santa Claus.

Charlie Brown kesal karena Snoopy suka mengganggunya saat bermain.

Di luar gaya artistiknya, Peanuts Every Sunday: 1952-1955 menampilkan kemampuan Schulz dalam memadukan humor dan psikologis manusia. Karakter-karakter Peanuts seringkali mewakili pertanyaan eksistensial, kekhawatiran tentang masa depan, dan harapan dengan cara yang menarik untuk dinikmati berbagai generasi. Perasaan rendah diri Charlie Brown, rasa tidak puas dan ingin selalu menguasai keadaan dari Lucy, serta perpaduan antara kesetiaan dan keunikan dalam diri Snoopy, membuat karakter-karakter ini begitu berkesan dan mudah dikenali. Schulz menggunakan kepribadian mereka untuk mengeksplorasi tema-tema yang jauh melampaui dunia komik, seperti kegagalan, kesepian, persahabatan, dan harga diri. Strip-strip awal ini menunjukkan kepercayaan diri Schulz yang semakin besar dalam kedalaman karakter-karakternya, mengubah adegan sehari-hari menjadi refleksi atas perjuangan dan kegembiraan manusia.

Charlie Brown merasa gagal karena gugup ketika ingin memberikan cokelat Valentine ke Violet.

Lucy kesal karena cara permainannya tidak diikuti oleh Violet dan Patty.

Humor dalam Peanuts juga unik dan bisa dinikmati oleh khalayak luas, yang berakar dari kekesalan dan kebahagiaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Schulz menampilkan humor yang menghibur dalam kemalangan yang sering dialami Charlie Brown dan gangguan tak berkesudahan yang dialami Lucy dengan orang-orang di sekitarnya. Keseimbangan antara humor dan permasalahan sehari-hari ini menjadikan Peanuts sebuah karya yang tak lekang oleh waktu, menarik bagi anak-anak dan orang dewasa. Pembaca dari segala usia akan menemukan diri mereka tertawa pada situasi-situasi yang digambarkan, sambil mencerminkan dari pengalaman mereka sendiri.

***

Peanuts Every Sunday Vol. 1: 1952-1955 bukan hanya kumpulan strip komik tetapi juga penghormatan kepada karya awal Charles M. Schulz. Buku ini pun memberikan pandangan kepada pembaca tentang transformasi karakter-karakter dan perkembangan gaya khasnya. Pilihan untuk mereproduksi strip-strip ini dalam warna dan ukuran aslinya meningkatkan pengalaman membaca, mengundang penggemar lama dan baru untuk menyelami dunia Schulz seperti pertama kali ia menerbitkan karyanya. Bagi para penggemar setia Peanuts, koleksi ini adalah kenangan yang berharga; sementara bagi mereka yang baru mengenal karya ini, merupakan undangan untuk mengeksplorasi humor dan wawasan mendalam dari kreasi awal Schulz.

Pada akhirnya, Peanuts Every Sunday Vol. 1: 1952-1955 merayakan eksistensi abadi dari karya Schulz, menampilkan eksplorasi awalnya ke dalam tema-tema universal tentang persahabatan, kekhawatiran, dan absurditas hidup yang sering kali mengundang tawa. Ini adalah buku yang, seperti karakter-karakter Peanuts, semakin mudah dihubungkan dan semakin dicintai seiring waktu, mengingatkan pembaca pada kegembiraan sederhana tetapi mendalam dari membaca komik yang langsung melekat ke hati.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.