Perjalanan Cinta Saya dengan Hessa

Ilustrasi sepasang kekasih yang membentuk gambar hati menggunakan jari tangan.
(Sumber: freepik.com)

Komitmen
Pada April 2017, di sebuah seminar yang diadakan jurusan kampus kami, Sastra Inggris, takdir mempertemukan kami. Saya dan dia, Hessa Gita Afrilla, hanya sekadar melihat satu sama lain di tengah keramaian seminar tersebut. Kami tidak menyapa, tidak berbicara, hanya ada tatapan singkat yang tak berarti. Namun, takdir punya rencana lain untuk kami.

Tujuh bulan kemudian, di awal November, saya memutuskan untuk menyapa Hessa melalui WhatsApp. Pesan sederhana yang awalnya hanya untuk mengomentari status WhatsApp-nya, berubah menjadi obrolan yang panjang dan menyenangkan. Ternyata, kami memiliki banyak kesamaan, dari hobi hingga pandangan hidup. Obrolan kami semakin intens, dan semakin sering kami berbicara, semakin kami merasa nyaman satu sama lain.

Dua bulan kemudian, pada 11 Januari 2018, kami memutuskan untuk bertemu langsung. Pertemuan kali ini sangat berbeda dengan pertama kali kami bertemu. Tidak ada lagi rasa canggung atau asing. Kami bisa berbicara dengan bebas, tertawa bersama, dan merasakan adanya ikatan yang kuat di antara kami. Hari itu, kami memutuskan untuk berkomitmen menjadi sepasang kekasih.

Kisah tentang masa awal pacaran kami bisa dibaca di tulisan berjudul "Jawaban dari sebuah Ungkapan Perasaan".

Lamaran
Selama bertahun-tahun, hubungan kami berjalan dengan lancar. Kami saling mengenal lebih dalam, memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta mendukung satu sama lain dalam segala situasi. Kami tahu bahwa hubungan yang baik membutuhkan usaha dan komitmen, dan kami berdua siap untuk itu.

Pada 2 Maret 2024, setelah merasa cukup secara psikologis dan finansial, saya melamar Hessa. Momen itu begitu indah dan penuh haru. Dengan penuh keyakinan, kami memutuskan untuk membawa hubungan kami ke jenjang yang lebih serius, yaitu pertunangan. Kami berdua merasa siap untuk menjalani kehidupan bersama sebagai pasangan suami istri.

Saya beserta keluarga meminta izin kepada keluarganya Hessa bahwa saya ingin melamar Hessa.

Setelah proses lamaran selesai, saya dan Hessa berfoto dengan menunjukkan cincin tunangan kami.

Menikah
Setelah berdiskusi dengan kedua keluarga, kami sepakat untuk melangsungkan pernikahan pada 29 Juni 2024. Hari itu adalah hari yang sangat istimewa bagi kami berdua. Di hadapan keluarga, teman, dan sahabat, kami mengikat janji suci untuk hidup bersama, saling mencintai, dan mendukung dalam suka dan duka.

Pernikahan kami bukan hanya tentang merayakan cinta, tetapi juga tentang komitmen untuk terus belajar dan tumbuh bersama. Kami berdoa agar dapat menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, dan senantiasa mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dengan penuh harap, kami memulai perjalanan baru ini dengan keyakinan bahwa cinta kami akan terus tumbuh dan berkembang hingga akhir hayat.

Pernikahan saya dan Hessa, kami memakai kostum putih untuk acara akad nikah.

Pernikahan saya dan Hessa, kami memakai kostum merah untuk acara resepsi.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.