Bertahan Hidup dan Ikatan Persahabatan dalam Manga 'Alice in Borderland'


Penasaran dengan judul manga yang mirip dengan cerita klasik Alice in Wonderland, membuat saya memutuskan membaca manga ini pada awal 2023 silam. Meskipun manga ini sudah diadaptasi menjadi live-action di Netflix, saya lebih tertarik membaca versi manga karya Haro Aso.

Setelah saya selesai membacanya, menurut saya, ada dua tema utama di dalam cerita, yaitu tentang bertahan hidup dan persahabatan. Berlatar tempat di dunia distopia di mana kelangsungan hidup merupakan tujuan akhir, manga ini menggambarkan perjalanan berbahaya dari para tokohnya ketika mereka menghadapi permainan yang menentukan hidup atau mati, tetapi sambil menjalin persahabatan yang kuat. Kemudian, pada tulisan kali ini, saya ingin mengeksplorasi hubungan antara dua tema tersebut beserta dampak yang dihasilkan terhadap karakter dan jalan ceritanya.

Bertahan hidup sebagai kekuatan utama

Arisu perlahan memahami dunia baru yang tiba-tiba ia masuki. Di dunia ini, untuk bisa terus bertahan hidup, mereka harus ikut permainan berbahaya.
(Sumber: pinterest.co.uk)

Alice in Borderland memberikan dunia alternatif yang menegangkan kepada pembacanya. Tokoh utamanya bernama Ryohei Arisu dan kedua temannya, Daikichi Karube dan Chota Segawa, yang tiba-tiba terjebak ke dunia asing yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Awalnya mereka masih mengira-ngira dengan lingkungan yang baru mereka rasakan, tapi secara perlahan mereka mulai memahami bahwa di sana mereka harus berpartisipasi dalam permainan mematikan supaya bisa tetap hidup. Dari gambaran tersebut, manga ini mengeksplorasi naluri manusia untuk mempertahankan diri dan sejauh mana individu akan bertindak saat dihadapkan pada situasi hidup atau mati.

Di sepanjang cerita, saya menyaksikan perkembangan tokoh yang terlihat biasa-biasa saja pada awalnya, tetapi menjadi tangguh dan cerdik ketika harus menghadapi permainan-permainan misterius. Mereka harus bisa mengakali lawan-lawannya dan memecahkan teka-teki rumit supaya bisa lolos dalam setiap permainan. Proses yang bisa disaksikan dari para tokohnya menunjukkan ketahanan luar biasa pada jiwa manusia dan tekad individu untuk beradaptasi dalam menghadapi situasi ekstrem. Cara bertahan hidup di Alice in Borderland berguna sebagai tempat di mana jati diri tokohnya ditempa sehingga mereka bisa menunjukkan kekuatan dan kelemahan terdalam.

Persahabatan sebagai sumber kekuatan

Chota Segawa, Ryohei Arisu, dan Daikichi Karube; tiga sahabat yang tiba-tiba terjebak di dunia yang mengharuskan mereka untuk berpartisipasi ke dalam setiap permainan agar bisa terus hidup.
(Sumber: pinterest.co.uk)

Ketika para tokohnya menjelajahi permainan-permainan berbahaya di Borderland, mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian untuk bertahan hidup. Lantas, ikatan persahabatan yang dibangun menjadi sumber kekuatan dan dukungan emosional. Arisu, Daikichi, dan Chota, beserta tokoh-tokoh lain yang mereka temui sepanjang perjalanan, membentuk ikatan erat yang mengandalkan kerja sama dan kepercayaan untuk mengatasi tantangan yang terjadi. Persahabatan ini bisa dianggap sebagai garis pembeda ketika pengkhianatan dan ketidakpercayaan muncul satu sama lain saat berpartisipasi dalam permainan.

Lebih lanjut, manga ini menekankan efek persahabatan sebagai motivasi dan pelipur lara selama menghadapi masa-masa sulit. Arisu, Daikichi, dan Chota berbagi persahabatan yang lebih mendalam dari kehidupan mereka sebelumnya, sehingga mereka bertekad untuk melindungi satu sama lain yang akhirnya menjadi penyemangat sebagai usaha mereka untuk bertahan hidup. Dengan begitu, Alice in Borderland menunjukkan bahwa persahabatan sejati merupakan ikatan paling kuat bukan hanya ketika sedang dalam kondisi menyenangkan, tetapi juga ketika berada dalam kesulitan. 

Pengorbanan dan konflik

Momen perpisahan dengan Arisu di gim Seven of Hearts.
(Sumber: pinterest.co.uk)

Meskipun bertahan hidup dan ikatan persahabatan adalah dua tema utama dalam Alice in Borderland, saya merasa manga ini juga menggali kompleksitas manusia. Para tokohnya diuji oleh serangkaian konflik sehingga berefek kepada persahabatan mereka dalam memutuskan sesuatu yang sulit dan bertentangan dengan moral. Contohnya pada permainan Seven of Hearts yang memiliki peraturan bahwa hanya satu peserta yang lolos, sehingga yang lainnya harus mati. Chota dan Daikichi pun harus rela mengorbankan nyawa mereka supaya Arisu bisa lolos dan mencari tahu siapa dalang di balik dunia yang dipenuhi permainan mematikan ini.

Dari konflik tersebut, perkembangan karakter dalam manga ini ditandai dengan momen penemuan jati diri dan pertimbangan moral. Selain itu, Arisu secara perlahan berani menghadapi kekurangan dan kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu sehingga ia memiliki tekad untuk terus berjuang sampai permainan di dunia tersebut berakhir. Konflik internal ini menambah kompleksitas jalan cerita dan menekankan gagasan bahwa bertahan hidup bukan hanya pertarungan fisik, melainkan juga dari sisi psikologis dan emosional.

***

Alice in Borderland karya Haro Aso dengan piawai merangkai tema tentang bertahan hidup dan persahabatan untuk menciptakan cerita yang mencekam secara emosional. Manga ini mengeksplorasi tentang kapasitas manusia untuk bertahan hidup dan beradaptasi dalam kondisi ekstrem yang tiba-tiba terjadi, serta efek mendalam dari persahabatan yang dibentuk oleh para tokohnya. Melalui konflik, pengorbanan, dan perkembangan karakter, Alice in Borderland mengingatkan kita bahwa kelangsungan hidup bukan hanya tentang milik pribadi, melainkan juga tentang kemanusiaan dan ikatan yang menghubungkan kita dengan orang lain. Ketika kita mengikuti perjalanan Arisu, Daikichi, Chota, dan tokoh-tokoh lainnya melalui permainan berbahaya di Borderland, kita diingatkan tentang kekuatan abadi dari persabahatan yang diuji saat menghadapi masa-masa tersulit, menampilkan harapan bahwa bertahan hidup merupakan hadiah utama di dunia ini.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.