Film Oppenheimer karya Christopher Nolan dirilis pada Juli 2023 lalu dan betapa film tersebut membuat saya semakin penasaran dengan sosok J. Robert Oppenheimer. Saya pun mulai mencari informasi di internet dan menemukan bahwa salah satu referensi Nolan dalam membuat film tersebut berdasarkan buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin. Lantas, saya langsung mencarinya di Kindle dan membelinya.
Lebih lanjut, saya jadi tambah memahami tentang kehidupan sosok yang dijuluki "Bapak Bom Atom" ini karena memainkan peran penting dalam Proyek Manhattan selama Perang Dunia II, yang mengarah kepada pengembangan senjata nuklir pertama. Di ulasan buku kali ini, saya ingin mengeksplorasi berdasarkan aspek-aspek yang terjadi di kehidupan Oppenheimer, mulai dari prestasi ilmiahnya sampai masalah pribadi beserta pilihan politiknya.
Puncak ilmu fisika
Jenderal Leslie Groves (kiri) dan J. Robert Oppenheimer (kanan), dua tokoh kunci dalam pengembangan bom atom pertama, 1945.
(Sumber: life.com)
Salah satu topik di buku American Prometheus adalah tentang perjalanan luar biasa Oppenheimer dalam mempelajari ilmu fisika. Sebagai fisikawan teoretis yang jenius, ia sangat berkontribusi terhadap mekanika kuantum dan astrofisika sebelum ditunjuk untuk terlibat dalam Proyek Manhattan. Selain itu, setelah ia menjadi ketua di proyek tersebut, ternyata kejeniusannya dalam memobilisasi para ilmuwan yang memiliki pemikiran berbeda, bisa ia satukan. Hal tersebut bisa dilihat dari peledakan bom atom pertama yang berhasil dilakukan di Trinity pada 1945, menandai keberhasilan Oppenheimer dkk. dalam mengubah sejarah perpolitikan dunia.
Meskipun demikian, Proyek Manhattan ternyata memunculkan dilema moral dan etika bagi Oppenheimer. Saat ia menyaksikan kedahsyatan bom atom tersebut, ia telah membayangkan dampaknya yang akan ditimbulkan pada dunia di masa depan. Konflik batin yang terjadi padanya menjadi tema utama tentang kisah tragis kehidupan Oppenheimer.
Dampak dari pilihan politik
J. Robert Oppenheimer hadir di hadapan Komisi Energi Atom di Washington, D.C., pada 5 Desember 1945.
(Sumber: wacotrib.com)
Setelah Perang Dunia II berakhir, tak disangka kehidupan Oppenheimer mengalami masalah rumit akibat peta politik dunia yang berubah. Saat itu perang dingin mulai bergejolak antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Para pejabat AS ketakutan tentang ekspansi negara komunis tersebut yang dianggap akan menandingi nuklir milik AS. Oppenheimer, yang sebelumnya dihormati sebagai ilmuwan, dianggap memiliki dosa masa lalu akibat keterlibatannya dengan simpatisan komunis, sehingga membuat gerak-geriknya diawasi CIA (Central Intelligence Agency). Lantas, di buku ini pun Bird dan Sherwin dengan teliti membongkar manipulasi politik yang mengakibatkan pencabutan izin keamanan Oppenheimer dalam sidang yang dianggap kontroversial.
Para wanita di sisi Oppenheimer
Kolase foto yang menampilkan Katherine "Kitty" Puening Harrison (kiri), J. Robert Oppenheimer (tengah), dan Jean Tatlock (kanan).
(Sumber: kabar24.bisnis.com)
Oppenheimer menikah dengan Katherine Puening Harrison pada 1940. Katherine, atau sering dipanggil "Kitty", memainkan peran penting dalam perkembangan karier Oppenheimer. Ia merupakan sosok yang memberikan dukungan emosional selama Oppenheimer terlibat di Proyek Manhattan.
Meskipun begitu, hubungan personal Oppenheimer bukanlah tanpa kontroversi. Di buku ini dijelaskan tentang perselingkuhan Oppenheimer terhadap beberapa wanita yang dikenalnya, khususnya bernama Jean Tatlock, seorang psikiater dan aktivis politik. Hubungan mereka begitu rumit karena Tatlock tidak ingin berkomitmen, sedangkan Oppenheimer sangat mencintainya. Ditambah, karena Tatlock merupakan simpatisan komunis, membuat hidup Oppenheimer—setelah berakhirnya Perang Dunia II—menjadi semakin kompleks akibat pengawasan yang ia hadapi selama era McCarthy.
***
Buku yang sangat bagus bagi kamu yang penasaran tentang perjalanan hidup Oppenheimer. Sebab, buku ini disusun sangat rinci dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan dokumen serta riset tentang sosok Oppenheimer. Selain itu, kita juga akan mengetahui bagaimana Oppenheimer menyikapi tuduhan-tuduhan negatif kepadanya pada awal 1950-an tentang masa lalunya yang dianggap terlibat dalam Partai Komunis.