Karena melihat performa Manchester United (MU) di musim ini (2023/24) yang cukup menyedihkan, saya pun jadi lebih suka membaca perjalanan hidup para mantan pemainnya lewat buku. Salah satunya adalah buku dari Patrice Evra berjudul I Love This Game: The Autobiography.
Evra dan Sir Alex Ferguson sedang mengobrol ketika Evra baru saja pindah ke MU.
(Sumber: goal.com)
Di buku ini, Evra menceritakan tentang awal hidupnya yang tinggal di daerah pinggiran Prancis sampai menjadi pesepak bola terkenal seperti sekarang. Salah satu cerita yang saya soroti adalah ketika ia menjadi pemain MU. Ia datang ke MU pada Januari 2006 dan masih harus beradaptasi dengan lingkungan di sana. Jika sebelumnya di Monaco ia bermain begitu bagus, ketika di MU ia malah menunjukkan performa yang kurang memuaskan. Lantas, ia jadi merasa tidak betah bermain di sana. Untungnya, dukungan Sir Alex Ferguson (SAF) terhadap dirinya tidak pernah padam, sehingga Evra bisa membuktikan bahwa ia adalah bek kiri yang layak mengisi posisi utama dalam setiap pertandingan dan akhirnya ditunjuk sebagai kapten.
Selebrasi Evra di depan Suarez setelah pertandingan selesai ketika MU berhasil mengalahkan Liverpool 2-1 pada musim 2011/12.
(Sumber: goal.com)
Selain itu, ia juga menceritakan tentang konfliknya bersama Luis Suarez ketika ia menyebut Evra sebagai "negrito" pada 2011. Dari aksi tersebut, Suarez mendapatkan hukuman larangan bertanding oleh FA. Meskipun begitu, beberapa tahun kemudian, hubungan antara Suarez dan Evra menjadi baik dan tidak ada lagi perseteruan di antara mereka.
Evra bersama para pemain Timnas Prancis pada Piala Dunia 2010.
(Sumber: eurosport.com)
Untuk kisah Evra bersama Timnas Prancis. Saya baru tahu bahwa pada Piala Dunia 2010 ada konflik internal yang terjadi di dalamnya. Saat itu, Anelka yang dianggap menghina sang pelatih harus dipulangkan lebih cepat karena sikapnya tersebut. Evra sebagai kapten, merasa tidak terima dengan keputusan dari pelatih sehingga ia mengumpulkan rekan setimnya untuk menolak berlatih sebagai persiapan untuk pertandingan selanjutnya. Dari masalah tersebut, Evra jadi tidak dimainkan dan jabatan kaptennya harus dilepas. Ketika ternyata Timnas Prancis dipastikan tidak lolos fase grup dan akhirnya pulang kampung, media-media di sana malah memojokkan Evra dan ia dianggap sebagai contoh kapten yang buruk.
Itu hanya sedikit kisah yang diceritakan Evra. Sebab, masih banyak kisah lainnya yang akan ia ungkapkan di buku ini.