Saya mengenal Naruto pada 2004 lalu. Saat itu versi anime-nya tayang di Trans TV dan saya suka menontonnya. Kemudian, keseruan Naruto merambah ke video game yang sering saya mainkan bersama teman-teman sepermainan di rental Playstation dekat rumah pada 2007 sampai 2008. Nah, karena kurangnya informasi, pada 2007 saya baru mengetahui Naruto sebenarnya diangkat dari manga karya Masashi Kishimoto yang sudah dirilis sejak 1999. Saya pun baru kesempatan bisa membeli manga-nya ketika sedang study tour SMP, yang mana saya membeli volumenya secara acak pada 2008.
Akan tetapi, karena saya belum pernah menamatkan kisah Naruto, baik dari anime atau manga-nya, saya pun memutuskan untuk membaca manga Naruto pada pertengahan 2020 secara daring. Saat itu bertepatan dengan kondisi pandemi Covid-19 dan saya membutuhkan bahan bacaan supaya tidak bosan. Sekitar empat bulan saya maraton membaca manga Naruto yang memiliki 72 volume, yaitu dari Mei sampai September 2020.
Dari manga ini, saya jadi memahami perjuangan Naruto supaya bisa terlepas dari keterasingan yang dirasakannya, sehingga ia pun bertekad menjadi Hokage. Di samping itu, perjuangan Naruto untuk menjadi ninja hebat, tidak terlepas dari bantuan orang-orang di sekitarnya, sebut saja seperti Sasuke dan Sakura sebagai dua sosok yang dianggap sebagai teman pertamanya; beserta Kakashi yang menjadi guru mereka di Tim 7. Dengan begitu, di artikel kali ini, saya ingin menjelajahi tema-tema mendalam tentang kesepian dan kekuatan persahabatan dari manga Naruto.
Kesepian sebagai tema utama
Panel yang menunjukkan sosok rubah berekor sembilan yang ada di dalam tubuh Naruto.
(Sumber: naruto.fandom.com)
Melihat kisah hidup Naruto Uzumaki sejak ia kecil, kesepian sudah meresap ke dalam hidupnya. Ia seperti diasingkan oleh masyarakat desa akibat ketakutan dan prasangka mereka terhadap rubah berekor sembilan yang ada di dalam tubuhnya. Makhluk tersebut sebelumnya pernah menimbulkan kekacauan di Konoha sehingga para petinggi desa harus susah payah mengendalikannya supaya tidak menimbulkan banyak korban jiwa. Dari penolakan dan pengabaian itu, memperkuat kesepian Naruto, sehingga mendorongnya untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan sosial.
Kesepian yang dirasakan Naruto
Panel yang menampilkan Naruto sedang berada di ayunan. Ia sendirian berada di sana sambil melihat keramaian penduduk desa.
(Sumber: naruto-official.com)
Sejak saya membaca manga-nya di volume pertama, kesepian Naruto terasa nyata. Sebab, ia berjuang sendiri tanpa adanya ikatan keluarga dan kesulitan untuk berteman dengan manusia seusianya. Ditambah, dari adegan ia duduk sendiri di ayunan sambil melihat keramaian yang terjadi, melambangkan kesepian dan kekosongan di hatinya. Meskipun ia suka jahil dan mengesalkan kepada penduduk sekitar, sikap tersebut sebagai bukti ia sedang mencari perhatian.
Membentuk ikatan yang tak terduga
Tim 7 yang berisi Naruto, Sasuke, dan Sakura. Guru mereka adalah Kakashi.
(Sumber: pinterest.com)
Secara perlahan, kisah berjalan ketika Naruto bisa membentuk ikatan dengan karakter-karakter lain yang memiliki kompleksitas sama seperti dirinya. Dua karakter tersebut berada di Tim 7, yaitu Sasuke Uchiha yang memiliki latar belakang tragis akibat klannya dibantai; dan Sakura Haruno yang merasa tidak memiliki kepercayaan diri. Sedangkan dari pihak guru, ia berteman akrab dengan Iruka Umino dan Kakashi Hatake.
Dari kekurangan yang mereka miliki, mereka pun bisa saling mengisi dan menunjukkan bahwa persahabatan bisa muncul dari situasi yang tidak terduga.
Efek dari kekuatan persahabatan
Dari kiri ke kanan: Neji, Shikamaru, Naruto, Kiba, dan Choji dalam misi menyelamatkan Sasuke dari pengaruh Orochimaru.
(Sumber: pinterest.com)
Manga Naruto memang terkenal karena kekuatan persahabatan yang dimiliki oleh para tokohnya. Seperti yang dirasakan Naruto sendiri, setelah ia bertemu Sasuke dan Sakura, rasa kesepiannya mulai berkurang dan ia memiliki makna hidup baru. Selain itu, momen ketika Naruto ditugaskan untuk mencari Sasuke yang terpengaruh Orochimaru, ia bekerja sama dengan anggota ninja yang lain, yaitu Shikamaru, Kiba, Neji, dan Choji. Kekompakan yang ditunjukkan mereka, walaupun sebelumnya tidak berada di satu tim yang sama, menggambarkan bahwa ikatan persahabatan merupakan kekuatan yang mampu mengatasi perbedaan yang dimiliki seseorang.
Kehadiran Naruto yang dirasakan orang-orang di sekitarnya
Momen ketika Gaara menyadari bahwa di luar sana ternyata ada sosok yang merasakan kesepian juga seperti dirinya.
(Sumber: pinterest.com)
Ketika Naruto semakin tumbuh lebih kuat, baik secara emosional maupun fisik, ia menjadi sosok pembawa harapan bagi orang-orang di sekitarnya yang masih dilanda kesepian. Tekad Naruto yang tak tergoyahkan beserta empatinya menginspirasi supaya mereka menciptakan ikatan yang bermakna. Seperti yang terjadi pada Gaara, ia adalah tokoh yang tidak peduli kepada orang-orang di sekitarnya dan dihinggapi oleh kebencian dan kesepian di hidupnya. Namun, setelah ia berinteraksi dengan Naruto dan secara perlahan memahami latar belakang masing-masing, ia pun berubah menjadi sosok bertanggung jawab dan peduli kepada orang-orang di sekitarnya; yang pada akhirnya ia dilantik menjadi Kazekage keempat.
***
Secara keseluruhan, manga Naruto karya Masashi Kishimoto merupakan manga populer yang menampilkan tema-tema universal yang bisa dirasakan langsung oleh para pembacanya. Eksplorasi tentang kesepian dan kekuatan persahabatan, seperti yang digambarkan oleh sosok Naruto, menjadi pengingat bahwa hubungan yang dibentuk berdasarkan kepedulian dan rasa saling memahami dapat menjembatani keterasingan yang paling dalam. Selain itu, di manga ini, perasaan dari efek kesepian yang dialami oleh para tokohnya dijalin menjadi kisah cerita yang pada akhirnya menjadi potensi transformatif bagi terciptanya persahabatan sejati.