Ilustrasi Kindle dan buku fisik yang sedang bertumpukan.
(Sumber: readlax.com)
Pada Januari 2017 lalu, saya pernah menulis tentang perbedaan membaca buku fisik dengan yang digital di sini. Saat itu, saya cenderung memilih buku fisik karena belum mengetahui bahwa buku digital pun bisa nyaman untuk dibaca. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya informasi yang saya dapatkan, saya akhirnya memutuskan untuk membeli perangkat Kindle via toko daring pada Agustus 2021. Alasannya, saya ingin merasakan sensasi membaca yang berbeda lewat perangkat yang khusus didesain untuk membaca buku digital, bukan dari ponsel pintar yang seringkali cahayanya membuat mata saya sakit.
Di tulisan kali ini, saya pun ingin mengeksplorasi perbedaan utama antara membaca dari Kindle dan membaca buku fisik; serta menyoroti beberapa aspek pengalaman membaca yang membuat kedua media tersebut berbeda.
Bentuk dan estetika
Seseorang sedang membaca buku dan di dekatnya ada setumpukan buku dengan sampul yang menarik dan beragam.
(Sumber: lifewithemilyblog.com)
Perbedaan pertama adalah dari bentuk dan estetika yang diberikan antara buku fisik dan Kindle. Buku fisik memiliki bentuk yang tidak bisa ditiru oleh Kindle. Kita bisa merasakan berat buku di tangan, bau tinta dan kertas, serta tekstur halaman, menjadikan elemen sensorik ini berkesan secara mendalam bagi pembaca kepada isi cerita dan buku itu sendiri. Selain itu, daya tarik terhadap desain sampul buku, pemilihan fon, dan ilustrasi berperan dalam membangun hubungan emosional kepada pembaca buku fisik.
Berbeda dengan Kindle, perangkat ini menawarkan bentuk minimalis dan fungsional. Meskipun kita nyaman untuk membawanya ke mana-mana karena ia ringan dan bisa diisi banyak buku dalam satu perangkat, daya tarik estetika dan kenikmatan membolak-balik halaman fisik tidak akan ditemukan di Kindle.
Aksesibilitas dan mudah dibawa ke mana saja
Kindle dengan bentuknya yang minimalis, bisa dibawa ke mana saja.
(Sumber: amazon.com)
Dalam hal akses dan mudah dibawa ke mana-mana, Kindle unggul dalam dua hal ini. Bagi kita yang suka bepergian, Kindle menjadi perangkat yang bisa menyimpan banyak buku digital untuk dibaca di perjalanan. Selain itu, kita bisa mengatur ukuran fon dan pencahayaan layar Kindle sesuai kebutuhan kita, sehingga mata kita tetap nyaman saat menatapnya. Keunggulan lainnya adalah buku digital yang bisa diunduh dari akun Amazon yang kita miliki, sehingga selama ada koneksi internet, kita bisa mengaksesnya di mana saja.
Meskipun buku fisik tidak bisa menandingi akses dan bentuk minimalis Kindle, ia memiliki daya tariknya tersendiri. Buku fisik bisa menjadi benda yang bisa diwariskan ke anak-cucu atau keluarga terdekat kita; dan kita pun bisa menampilkannya di rak buku atau perpustakaan pribadi yang kita kelola. Di samping itu, buku fisik tidak memerlukan baterai untuk diisi dayanya ketika lemah, menjadikannya tetap bisa dinikmati tanpa adanya bantuan perangkat elektronik.
Penanda digital dan corat-coret
Menandai kalimat ketika membaca lewat Kindle.
(Sumber: mindmeister.com)
Bagi sebagian orang, membaca adalah kegiatan untuk menandai kalimat atau tulisan berkesan yang ada di dalam buku. Di Kindle, kita bisa menandai atau menambahkan catatan secara digital, sehingga kita tidak perlu penanda fisik atau kertas tempel. Hal ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin menyimpan catatannya secara terorganisir.
Buku fisik yang telah diberikan catatan tambahan dan pena sorot.
(Sumber: pinterest.com)
Untuk buku fisik, sebagian orang sangat suka dan merasa lebih intim ketika bisa memberikan catatan tambahan atau menandai kalimat yang berkesan menggunakan alat tulis seperti pena sorot, pulpen, atau pensil. Hal ini bisa meningkatkan rasa keterlibatan dengan tulisan yang dibaca sehingga lebih mudah memahami maknanya. Meskipun demikian, aktivitas dalam mencorat-coret atau menandai kalimat dalam buku, bagi sebagian pembaca adalah tindakan yang mengotori buku.
Nilai koleksi dan ikatan emosional
Ilustrasi perpustakaan pribadi.
(Sumber: pinterest.com)
Bagi sebagian pembaca, memiliki buku fisik berarti memiliki nilai koleksi dan sentimentalnya tersendiri. Nilai koleksi maksudnya adalah seperti buku yang ada tanda tangan penulisnya atau buku antik edisi pertama yang tidak dapat ditemukan di tempat lain, sehingga harganya pun jadi terus meningkat seiring berjalannya waktu. Selain itu, buku fisik juga bisa membentuk ikatan emosional seperti ketika bagaimana buku tersebut diperoleh atau mendapatkan buku sebagai hadiah dari orang yang disayang.
Di sisi lain, karena Kindle adalah perangkat buku digital, sehingga ia tidak memiliki nilai koleksi dan ikatan emosional. Sebab, tidak adanya bentuk fisik berarti buku yang dikoleksi tidak bisa dipajang di rak buku atau perpustakaan pribadi.
Kesimpulan
Untuk memilih apakah lebih enak membaca buku fisik atau lewat Kindle adalah preferensi dan pilihan masing-masing individu. Lewat Kindle, ia menawarkan kenyamanan dalam bentuk yang ringan dan mudah dibawa ke mana saja, dan fitur digital yang sesuai dengan gaya hidup pembaca kontemporer yang ingin akses cepat. Di sisi lain, buku fisik memberikan pengalaman membaca dengan elemen sensorik, seperti bisa membolak-balikkan halaman dengan bebas, desain sampul yang menarik, bisa dipajang di rak buku atau perpustakaan, serta nilai koleksi dan emosional yang menarik bagi pembaca tradisional.
Pada akhirnya, membaca buku fisik atau lewat Kindle merupakan hal yang tidak perlu diperdebatkan. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya, sehingga tinggal pembaca yang menyesuaikan dengan kondisi dan seleranya. Sebab, terlepas dari itu semua, yang paling penting adalah kecintaan kita terhadap buku, sehingga kebiasaan kita dalam membaca buku bisa terjaga dengan baik.
Yang belum dikasih bedanya adalah harga. Banyak buku berbahasa Inggris yang harganya kalo beli via Amazon, jauh lebih murah dari versi fisiknya. Kalo untuk berbahasa Indonesia, mungkin tidak terlalu jauh, kecuali yang bajakan. Tapi ya masa mau beli yang bajakan.
ReplyDeleteNah iya, saya juga beli di Kindle karena alasan harga buku yang lebih murah, apalagi kalau ada Kindle Book Deals.
DeleteTerima kasih masukannya.