Pada Desember 2020 lalu, saya sedang melihat katalog buku di salah satu toko daring dan akhirnya tertarik dengan novel berjudul Hatta: Aku Datang Karena Sejarah karya Sergius Sutanto. Saat itu, rasa penasaran saya tentang sosok Bung Hatta mulai muncul setelah membaca bukunya yang berjudul Demokrasi Kita dan beberapa artikel di internet yang membahas dirinya. Setelah mempertimbangkan secara matang, saya pun memutuskan untuk membeli novel itu.
Secara singkat, ulasan novelnya adalah sebagai berikut:
Perjalanan Mohammad Hatta untuk menjadi salah satu pendiri Republik Indonesia memang penuh hambatan dan perjuangan; dari mulai menjadi tawanan politik Kolonial Belanda sehingga ia diasingkan di Digul dan Banda Neira, sampai ketika ia berbeda pendapat dengan Sukarno yang menyebabkan ia mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada 1956. Selain itu, diceritakan juga di novel ini, karena Hatta memegang teguh prinsipnya, ia tidak mau menerima jabatan atau uang yang dirasa bukan miliknya. Tak jarang, istri dan ketiga anaknya harus menjalani hidup yang pas-pasan, padahal Bung Hatta adalah salah satu orang yang berjasa di negerinya sendiri.
Novel yang ringan dan menarik untuk dibaca bagi para pengagum Bung Hatta. Ia adalah contoh pejabat yang jujur dan berprinsip teguh dalam membela rakyat. Ia pun juga dijuluki sebagai Bapak Koperasi karena gagasan-gagasannya tentang bagaimana sistem ekonomi seharusnya dilaksanakan di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga masyarakat Indonesia bisa saling bergotong royong dan menikmati manfaat dari sumber daya alam tersebut secara merata. Karena ketika sistem ekonomi salah dikelola, akibatnya sekarang Indonesia terjebak pada sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan para pemilik modal.