"Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan".
Pernyataan tersebut, saya rasa, sangat cocok untuk menggambarkan keseluruhan cerita di novel berjudul The Count of Monte Cristo karya Alexandre Dumas ini. Akibat fitnah dari orang-orang terdekatnya, Edmond Dantes harus rela mendekam di penjara bawah tanah selama kurang lebih lima belas tahun. Sebenarnya, Dantes adalah pelaut yang jujur dan disukai oleh para awak kapalnya. Namun, ketika ia mendapatkan kenaikan pangkat, salah satu rekannya yang bernama Danglars menjadi iri dan menyusun rencana untuk menjatuhkannya.
Tiba-tiba Dantes ditangkap oleh pihak yang berwajib, padahal saat itu ia sedang melangsungkan lamaran kepada perempuan yang dicintainya, Mercedes. Ia dibawa kepada jaksa setempat karena mendapatkan tuduhan bahwa ia adalah salah seorang anggota pemberontak kepada pemerintahan yang saat itu sedang menjabat. Semua rencananya pun sirna karena ia harus masuk penjara bawah tanah dan meninggalkan kekasih dan ayahnya.
Di penjara, ia bertemu dengan Padri Faria. Mereka berdua merencanakan untuk kabur dari sana. Selain itu, Padri Faria menceritakan tentang pulau harta karun kepada Dantes. Dari harta karun tersebut, selanjutnya Dantes akan menikmatinya dan mulai membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah memfitnahnya. Ia pun memakai nama 'Count of Monte Cristo' yang berasal dari nama pulau harta karun yang ia dapatkan.
***
Membaca novel ini, saya jadi merasakan rasa depresi dan putus asa dari Dantes selama di penjara. Betapa ia yang begitu baik hati kepada orang di sekitarnya, harus merasakan hukuman atas kejahatan yang tak pernah ia perbuat. Selanjutnya, ketika ia telah berhasil kabur dari penjara dan mendapatkan harta karun, saya jadi bisa menyaksikan bagaimana ia secara pelan-pelan membalaskan dendamnya dari setiap orang yang telah memfitnahnya. Memang ia harus menunggu sangat lama, tapi atas kesabarannya, ia bisa melaksanakannya.
Saya juga jadi memahami bagaimana hukum karma bekerja. Orang-orang yang telah berbuat jahat kepada orang lain, ia bisa saja "dibalas" langsung di dunia. Kalaupun tidak, percayalah hukum Tuhan akan bekerja dan Ia akan "membalas" segala perbuatan makhluknya di akhirat kelak.