Kehidupan seekor anjing bisa berubah drastis hanya dengan satu pengkhianatan oleh manusia yang merawatnya. Ya, inilah yang dirasakan oleh Buck di dalam novel The Call of the Wild ketika ia secara diam-diam dijual oleh salah satu penjaganya. Sebelumnya, ia adalah anjing rumahan yang mendapatkan fasilitas yang aman dan nyaman dari majikannya. Namun, setelah ia dipisahkan dari tempat tinggalnya dan berada di tempat asing yang sangat jauh, secara terpaksa ia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dengan pukulan dari tongkat untuk membuatnya jinak, Buck diperlakukan semena-mena oleh orang asing yang membelinya. Ia pun jadi menyadari bahwa kehidupannya telah berubah drastis. Tidak ada lagi yang namanya "anjing rumahan", yang ada sekarang adalah "anjing liar" yang harus tahan banting akibat seringnya serangan fisik yang dideritanya, baik itu dari majikan barunya atau dari anjing lain yang baru bergabung. Ia menyadari secara bertahap bahwa ia kembali kepada cara hidup nenek-moyangnya—sebelum didomestikasi oleh manusia—yang harus bisa bertahan di alam liar. Karena jika ia tidak bisa bersikap adaptif, maka kematian akan siap menyambutnya.
Membaca novel ini, saya jadi memahami bahwa terkadang hidup memang penuh dengan "kejutan". Bisa saja hari ini kita hidup dengan nyaman dan segala hal terpenuhi; tapi karena satu dan lain hal, kehidupan kita berubah drastis dan menjadi serba kekurangan. Hidup, seringkali, bukanlah tentang pilihan, tetapi adalah penerimaan atas "skenario" yang diberikan oleh Semesta. Dengan demikian, jika sudah terjadi seperti itu, maka yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dengan suasana baru serta memikirkan solusi atas permasalahan yang sedang dialami supaya hidup tetap nyaman untuk dijalani.