Setelah menyelesaikan Don Quijote (Jilid Satu), saya langsung melanjutkan ke jilid selanjutnya karena saya memang penasaran dengan keseluruhan petualangan sang ksatria dari La Mancha.
Di akhir cerita pada jilid pertama, Don Quijote dan Sancho Panza sudah kembali pulang ditemani pastor dan tukang cukur. Mereka berdua berniat untuk menyembuhkan kegilaan Don Quijote selama ia berada di rumah. Namun, karena pikiran Don Quijote masih tetap ingin menjadi seorang ksatria, maka di jilid dua ini, ia mulai berencana untuk melakukan petualangan kembali dan mengajak Sancho Panza untuk menemani. Di sisi lain, ada tokoh baru bernama Sanson Carasco. Ia adalah seorang sarjana muda yang memberitahu Don Quijote bahwa kisah petualangannya sudah dibukukan dan dibaca oleh banyak orang.
Setelah percakapan yang berlangsung di antara mereka, Don Quijote dan Sancho Panza kembali berpetualang dan meninggalkan desa. Dari beberapa pertemuan dan peristiwa yang terjadi, mereka sampai kepada sebuah istana yang dihuni Duque dan Duquesa serta pelayannya. Karena kedua petinggi istana tersebut sudah membaca kisah Don Quijote dari bukunya, mereka pun ingin mengetes kegilaan Don Quijote dan keunikan serta kekonyolan Sancho Panza. Salah satu tes tersebut—yang tidak diketahui oleh Don Quijote dan Sancho Panza—adalah diserahkannya sebuah daerah untuk Sancho sebagai gubernur. Ia sangat senang mendapatkan jabatan tersebut karena cita-citanya akhirnya terwujud. Dan, saya rasa petualangan inti di jilid dua ini lebih difokuskan di sini; bagaimana Sancho harus bisa mengatur dan menghadapi rakyatnya, sedangkan Don Quijote menikmati kehidupan di istana dan mengabdi di sana.
Dengan membaca kisah lanjutan Don Quijote ini, saya jadi merasakan "kegilaan" yang lebih panjang. Namun, di balik kegilaan tersebut, ada kebijaksanaan yang dimiliki Don Quijote dalam menghadapi masalah yang sifatnya tidak berkaitan dengan keksatriaan. Sebut saja ketika ia memberi wejangan kepada Sancho yang akan menjadi gubernur; ia mengatakan bahwa menjadi gubernur berarti Sancho harus menjadi pemimpin yang adil dan dicintai rakyatnya, jangan sampai ia egois dan membuat rakyatnya sengsara. Selain itu, di bagian akhir cerita, kita akan mendapatkan kisah penutup yang menyedihkan dari Don Quijote.