Cinta begitu rumit.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang yang bersama kita sekarang adalah benar-benar yang kita cintai? Apa kita merasakannya dari dugaan semata atau apakah ada beberapa pertanyaan yang muncul di dalam otak supaya bisa meyakinkan kita bahwa itu benar perasaan cinta?
Apa kita punya semacam daftar atau buku panduan untuk menjawab pertanyaan yang melibatkan hati?
Cinta memang misterius, dan bahkan mungkin sulit untuk diartikan. Beberapa orang sering merasa bahwa kata-kata pun tak bisa secara jelas menangkap maksud tentang makna cinta. Tapi saya, salah satunya, berpendapat bahwa kata-kata bukanlah yang membuat makna cinta menjadi sulit untuk diartikan, tetapi kitalah yang mungkin gagal untuk bisa memahaminya.
Cinta itu alami, hasil yang logis dari pertemuan dua jiwa yang saling melengkapi. Pertanyaan yang sesungguhnya adalah: “Jadi, cinta yang sejati itu yang bagaimana?”.
Dari hasil lamunan saya, jadi kita bisa mendapatkan jawaban tersebut melalui beberapa pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah hidup kita menjadi lebih baik sejak bertemu dengannya?
Apa kita jadi merasa lebih bahagia? Apa penampilan kita menjadi lebih baik dalam hidup? Apa permasalahan yang kita hadapi menjadi lebih terasa mudah dicari jalan keluarnya? Apa kita jadi punya lebih banyak waktu yang menyenangkan daripada yang menyedihkan sekarang? Jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “iya”, berarti dia adalah benar “orangnya”.
Beberapa di antara kita mungkin ada yang menduga bahwa kebanyakan orang belum mau menikahi seseorang sampai mereka bisa menanyakan kepada diri mereka sendiri beberapa pertanyaan yang sudah disebut di atas. Namun, dalam realitasnya cukup banyak orang yang tetap bertahan dalam hubungan yang sudah lama dibina, padahal merasa hubungan mereka sudah seperti “racun”. Terkadang, cinta yang kita rasakan membuat kita menjadi sulit untuk melepaskan.
Lantas, kita meyakinkan diri sendiri bahwa segala hal akan menjadi lebih baik, tapi tanpa disadari itu adalah pikiran-pikiran khayal yang muncul dari otak.
Cinta dan obsesi adalah dua hal yang hidup tidak saling berjauhan. Jika kita merasa bahwa seseorang yang bersama kita sekarang malah sering membuat kita menjadi kesal tanpa alasan yang jelas, kemungkinan besar dia bukanlah orang yang tepat untuk kita.
2. Apa kita tersenyum setiap kali kita melihatnya, memikirkannya, dan ketika berbicara dengannya?
Jika jawabannya adalah “iya”, berarti kita memang suka kepadanya. Dan, itu merupakan salah satu tanda yang penting.
Jika kita jadi sering senyum-senyum sendiri hanya dengan memikirkan keberadaannya di dunia ini, berarti yang kita rasakan adalah perasaan suka. Jika pikiran-pikiran tentang dirinya membuat hari-hari kita menjadi lebih baik─bahkan, ketika kita bersamanya, kita bisa menjadi yang terbaik dari diri sendiri dan bersikap natural─bisa dikatakan kita telah mendapatkan seorang pelengkap di hidup kita.
Tanpa perasaan-perasaan ini, kita tak akan bisa mengembangkan rasa kedekatan untuk membangun hubungan yang langgeng. Meskipun begitu, terlalu banyak memberikan perhatian pun bukanlah hal yang menyehatkan dalam hubungan, berikanlah perhatian sesuai dengan porsi dan keadaan yang dibutuhkan.
Seseorang yang seharusnya menjadi pendamping dalam hidup adalah dia yang selalu ada di sisi kita, bukan yang suka hilang tak jelas dan tanpa alasan. Selain itu, dia adalah juga yang bisa meyakinkan kita tentang hal-hal positif yang terjadi di kehidupan kita bersama. Oleh karena itu, jika dengan hal-hal tersebut kita menjadi cinta kepadanya, memang begitulah adanya.
3. Apa ketika kita mengobrol dengannya selama berjam-jam, kita tetap merasa nyaman tanpa muncul rasa bosan atau canggung sedikit pun?
Ketertarikan kepada pasangan benar-benar penting dalam hubungan yang romantis. Tak ada yang meragukan itu. Walaupun begitu, ada faktor yang lebih penting untuk didapatkan. Misalnya saja, pasangan kita menjadi teman ngobrol yang bisa menambah wawasan, sudut pandang, dan pengetahuan baru kepada kita setiap bertemu─begitu juga sebaliknya.
Saya pun jadi berpikir ketika kita sudah menjadi tua nanti, bukanlah kecantikan atau ketampanan yang akan membuat kita menjadi tertarik dengan pasangan, tetapi obrolan yang seru dan rasa saling melengkapilah yang akan membuat kita bertahan dengan pasangan untuk menjalani sisa-sisa usia. Bisa dibilang, love and friendship are two factors that can make our relationship last.
Dengan begitu, jika kita merasa bahwa setiap kali mengobrol berdua dengan dia malah bukan menjadi pembicaraan yang menarik dan seru untuk dilakukan karena tidak adanya titik temu, lalu kenapa kita tetap berusaha untuk membuatnya suka kepada kita?
4. Apa dia selalu ada untuk kita?
Kunci untuk menemukan pasangan hidup idaman adalah dengan menemukan seseorang yang berperan sangat penting bagi kehidupan kita. Maksudnya, apakah dia benar-benar pasangan hidup atau sekadar “pacar”? Apakah dia selalu ada untuk kita saat kita membutuhkan kehadirannya? Apakah dia seseorang yang selalu mendukung kita, memotivasi kita, dan membuat kita berada di jalur yang tepat dalam hidup?
Atau, ternyata dia ingin bersama kita ketika keadaan hanya menguntungkan dia? Tanpa ada rasa saling melengkapi dan mencari solusi bersama-sama ketika kita dan dia sedang memiliki masalah hidup masing-masing.
Memang benar bahwa setiap orang yang memiliki pasangan tetap harus menjaga identitas pribadi masing-masing. Namun, jika seseorang spesial yang bersama kita malah lebih suka menjauh dari kita ketika kita pun membutuhkan kehadiran dan pendapatnya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi, saya pikir kita tak seharusnya tetap menjaga hubungan bersamanya lebih lama.
5. Apa dia bisa bersikap terbuka kepada kita, sehingga kita bisa memasuki kehidupannya lebih dalam?
Memang membutuhkan waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk bersikap terbuka, bahkan ketika orang tersebut sudah sangat peduli terhadap kita. Namun, sebagian orang memang ada yang kurang suka jika kehidupannya diketahui lebih dalam. Dan, itulah yang terkadang membuat suatu hubungan berjalan tidak lancar.
Hal tersebut terjadi mungkin bukan dari kesalahan kita. Terkadang, sebagian orang tidak bisa bersikap terbuka kepada orang lain yang menyukainya karena mereka merasa bahwa di lubuk hatinya dia tidak sepenuhnya yakin bahwa apa yang dia rasakan adalah juga perasaan cinta.
Lalu, pertanyaan ini pun muncul: “Apakah dia benar-benar mencintaiku?”. Saya mengerti bahwa kita memang mencintainya, tapi apakah dia juga begitu?
Ekspresi setiap orang tentang cinta memang unik. Cara kita mencintainya pun mungkin berbeda dengan cara dia mencintai kita. Tapi, ketika di dalam diri kita masih ada keraguan tentang “Apakah dia juga mencintaiku?”, saya rasa kita sudah bisa peka untuk mengetahui jawabannya. Karena, terkadang kita memang belum bisa menerima kenyataan bahwa seseorang yang kita cintai itu, bukanlah berarti dia juga begitu terhadap kita. Ya, merasa jatuh cinta kepada seseorang memang mudah, yang susah adalah saling.
Jadi, jika kejadiannya sudah seperti itu, berarti kita harus memang bisa menerima realitas bahwa dia tidak mencintai kita. Kita membutuhkan seseorang dalam hidup yang bisa saling melengkapi dan mencintai setiap atom yang ada di tubuh kita, bukan yang mencintai hanya sebagian dari diri kita.
***
Itulah beberapa pertanyaan tentang apakah dia yang kita suka adalah cinta sejati untuk kehidupan kita. Pertanyaan tersebut adalah hasil dari lamunan saya, jadi mohon maklum jika yang sudah saya tulis di sini bisa saja berbeda dari sudut pandang kamu yang membaca.
Pertanyaan ini muncul karena beberapa hari ini saya memang sedang suka dengan perempuan yang sudah lama saya kenal. Sebenarnya, perasaan suka yang muncul juga sudah sangat lama, sekitar lima tahun lalu, karena dia adalah salah satu orang yang berada di lingkaran pertemanan saya. Namun, jika dilihat dari proses pendekatan yang saya lakukan, saya merasa bahwa dia tidak menyukai saya... atau mungkin belum, entahlah. Jadi, tulisan ini pun juga untuk meyakinkan diri saya bahwa dia bisa saja bukanlah seseorang yang tepat untuk menjadi pelengkap di hidup saya. Hehe.