Sumber gambar: wallpapersafari.com
Kegiatan saya di kampus di semester sembilan ini hanya tinggal menunggu jadwal sidang skripsi karena skripsi saya sudah selesai sejak Agustus 2016 lalu. Akan tetapi, karena salah satu persyaratan yang dibutuhkan ada yang belum saya penuhi, sehingga saya harus menunggu selama empat bulan supaya persyaratan bisa dikumpulkan ke ruang jurusan. Cukup membuat saya merasa bete dengan kenyataan tersebut, tapi yang bisa saya lakukan adalah berusaha supaya persyaratan yang satu itu bisa segera saya tuntaskan. Persyaratan tersebut adalah TOAFL yang memiliki kepanjangan Test of Arabic as Foreign Language. Karena selama saya belajar dua tahun di SMA dan dua semester awal di kampus mata kuliah Bahasa Arab sudah luntur di otak dan memang sedikit yang saya pahami, sehingga saya harus melaksanakan ujian tersebut sebanyak lima kali. Dan, dari jumlah itu, saya baru diizinkan untuk lulus dari pernyataan surat yang diberikan ke saya karena dari lima tes yang saya lakukan, nilainya sama sekali gak ada yang di atas batas minimum alias sedih euy. Huhu.
Pada pertengahan Desember 2016 lalu, akhirnya saya baru bisa menyerahkan berkas persyaratan ke ruang jurusan di kampus dan selanjutnya menunggu pemberitahuan jadwal sidang skripsi. Lalu penantian yang lumayan lama itu akhirnya selesai setelah saya mendapatkan kabar melalui SMS bahwa pada 23 Januari 2017, saya diperintahkan supaya melakukan briefing di kampus untuk persiapan sidang yang dilaksanakan pada 27 Januari mendatang.
Di briefing tersebut, saya dan delapan teman lainnya yang akan melaksanakan sidang skripsi juga mendapatkan arahan tentang segala hal untuk menyiapkan keperluan saat acara sidang. Dari menu yang disiapkan sebagai hidangan untuk para dosen penguji sampai penampilan kami yang harus rapi supaya mendapatkan kesan baik saat presentasi.
Di hari-hari menjelang sidang, yang saya lakukan adalah memahami isi skripsi dan mencari tahu di internet tentang bagaimana melakukan presentasi yang baik dan benar. Namun, saat menjelajah internet, yang ada malah saya membaca artikel tentang cara cepat mendapatkan pasangan supaya setelah selesai sidang skripsi nanti ada yang memberikan bunga. Duh.
Karena saat melakukan persiapan presentasi skripsi, saya malah terdistraksi dengan hal-hal yang gak ada hubungannya, sehingga saya mencoba untuk menenangkan hati dan membersihkan pikiran supaya saat presentasi nanti bisa lancar dan sempurna dalam pembawaan. Lagi-lagi saat ingin menenangkan hati dan membersihkan pikiran, saya malah melakukan candaan “kotor” saat mengobrol di grup WhatsApp bersama teman-teman seabnormalan. Ya sudah, karena seru, saya lanjutkan saja ngobrol ngalor-ngidul dan mengeluarkan candaan-candaan yang bisa membuat saya merasakan indahnya memiliki teman seperti mereka.
Gak terasa, ternyata waktu cepat berlalu dan sidang skripsi saya akan dilaksanakan besok pagi. Segala perlengkapan presentasi sudah saya siapkan di kamar kos dan berharap bisa melakukan presentasi dengan sebaik mungkin.
Tanggal 27 Januari pun datang dengan ditandai saya yang sudah mandi dan memakai kemeja putih serta celana panjang hitam yang rapi dan wangi. Sekitar 617 detik kemudian, saya sudah berada di kampus bersama teman-teman terdekat tepat pukul delapan kurang tujuh detik, jaga-jaga siapa tahu ternyata dosen penguji ingin waktu dimajukan, padahal jadwal saya untuk sidang adalah pukul sembilan lewat satu jam. Dan, teman-teman terdekat saya itulah yang menjadi energi dan semangat saya dalam menjalani kehidupan di kampus, selain kedua orang tua di rumah.
Dua jam yang saya tunggu untuk mendapatkan giliran presentasi akhirnya datang, sekitar pukul setengah sebelas pada hari yang agak mendung itu, saya memasuki ruang sidang diiringi embusan angin dan rasa gugup yang timbul di dalam diri. Dengan mengucap “Bismillah” dalam hati, sidang pun dimulai.
Saya menjelaskan tentang isi skripsi saya yang sudah saya ringkas di Power Point melalui proyektor. Kedua dosen penguji, beberapa teman terdekat saya, serta beberapa mahasiswa yang berbeda dua semester di bawah saya hadir untuk menyaksikan di dalam ruang sidang.
Mencoba tetap tenang dan berbicara dalam bahasa Inggris sebaik mungkin, karena saya adalah mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, satu per satu tampilan di Power Point saya jelaskan. Setelah selesai, kedua dosen penguji pun bergantian memberikan pertanyaan ke saya.
Melihat dari skripsi yang saya susun, salah satu dosen penguji berkata bahwa masih harus ada yang diperbaiki dari segi tata letak dan format tulisan. Oke, Bu, segera saya perbaiki di revisian nanti, kata saya dalam hati karena saya hanya mengangguk sambil memperhatikan masukan dari kedua dosen penguji. Setelah itu ada juga beberapa hal di dalam teori dan isi pembahasan penelitian saya yang harus dijelaskan lebih rinci lagi. Oke, siap laksanakan!. Oh, mahasiswa memang gak ada yang sempurna.
Sekitar 45 menit lewat tujuh detik mendapatkan pertanyaan dan masukan dari dua dosen penguji, akhirnya sidang skripsi saya selesai. Saya pun keluar ruangan dengan rasa lega dan rasa ingin menikahi Chelsea Islan. Teman-teman terdekat saya yang menunggu di luar ruangan, menyambut saya dengan kembang api dan juga flashmob yang dilakukan oleh 1000 orang. Enggak, bercanda. Yang pasti saya bahagia karena sudah menuntaskan sidang skripsi dan teman-teman terdekat saya hadir sebagai penyemangat.
***
Itulah kisah nyata tapi lumayan fiksi tentang seorang mahasiswa yang mencoba sabar menunggu sidang skripsi. Bagi kalian yang sedang dalam proses penyusunan skripsi atau yang akan melaksanakan sidang, semoga diberi kelancaran dan kekuatan karena skripsi adalah tugas akhir yang membutuhkan ketegasan dalam diri supaya meminimalisir rasa menunda yang sering muncul. SE-MA-NGAAAT!!!
Mencoba bersikap tenang, padahal sebenarnya sudah kebelet kencing.
***
Bersama Vani yang saat itu memiliki jadwal sidang skripsi yang sama dengan saya.
***
Teman terdekat yang saya maksud. Karena kehadiran mereka, kehidupan saya selama di kampus penuh keseruan dan candaan yang gak bisa saya dapatkan di tempat lain. Aku padamu, gaes! :*