Seni Mencintai Diri Sendiri

Sumber gambar: Tumblr.com

Jam dinding berdetak begitu nyaring saat pikiranku kosong. Sebenarnya bukan kosong, tetapi lebih seperti sedang mengheningkan cipta. Aku suka sekali memikirkan sesuatu saat tengah malam. Memikirkan tentang apa yang terjadi kepada hidup ini, khususnya kepada diriku. Di depanku terletak sebuah buku tulis dalam keadaan terbuka yang sampulnya didominasi warna merah dan hitam, di bagian pinggirnya bertuliskan Little Secrets of Mine. Jika buku tersebut dibuka, maka akan terlihat curhatan-curhatan pribadiku yang telah kutulis sebelumnya. Di usiaku yang sudah dua puluh ini, menulis segala kegelisahan ke atas kertas memang masih menjadi kebiasaanku sejak berumur tujuh tahun dan efeknya membuat hati dan pikiranku menjadi tenang. Meskipun begitu, salah satu temanku pernah berkata,

“Di zaman digital seperti sekarang ini, kurasa kamu lebih baik juga menuliskan kegelisahanmu di media sosial. Siapa tahu ada orang yang ternyata bisa memberi masukan lebih baik dari kita; temanmu ini.”

Mendengar perkataan itu, aku menolak dan menjawab dengan halus bahwa tidak semua hal di dalam diri ini harus kuketik di media sosial, sehingga membuat semua orang tahu. Itu, kan, jika mereka menanggapi curhatanku dengan bijak, bagaimana kalau ternyata orang-orang yang membaca curhatanku di media sosial malah menertawakannya dan menganggapnya lelucon? Terima kasih banget, deh.

Lantas, di sinilah aku sekarang. Di sebuah kamar bercat biru muda berukuran 4x5 meter  dan di dinding sebelah kananku terdapat poster Wonder Woman, pahlawan fiksi asal Amerika Serikat, yang sedang tersenyum sambil kedua tangannya memegang pinggang. Seolah-olah ingin menunjukkan bahwa perempuan bukanlah makhluk lemah seperti yang dipikirkan oleh sebagian lelaki. Ya, seperti diriku, seorang perempuan yang berusaha untuk selalu tetap kuat menghadapi segala tantangan dan cobaan dalam hidup.

Duh, sudah ya basa-basinya. Jadi, sekarang aku akan mulai menulis di buku curhat kesayanganku untuk mendengarkan kegelisahan yang berasal dari hati dan otak.

Jadi, tulisanku kali ini kuberi judul:

Bandung, 3 Februari 2016

“Seni Mencintai Diri Sendiri”

Mencintai diri sendiri merupakan hal yang selalu aku usahakan supaya bisa kupraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mungkin untuk kebanyakan remaja atau perempuan seumuranku yang sudah memasuki usia dua puluh. Terkadang, aku merasa tidak nyaman dengan warna kulitku yang sawo matang ini. Dengan begitu, aku sering membandingkan penampilan fisikku dengan perempuan lain yang kuanggap lebih cantik, lebih pintar, dan bahkan lebih populer dari diriku. Tak jarang juga aku berharap ketika bangun tidur, aku bisa berubah menjadi seperti mereka.

Dan, itu membuat hatiku sakit saat menulisnya; di kertas ini. Aku berharap perasaan kurang bersyukur seperti itu bisa hilang dari dalam diriku.

Akan tetapi, hari inioh, lebih tepatnya sekarang jugaaku akan membuktikan bahwa aku adalah perempuan yang percaya diri, ceria, dan berusaha untuk selalu berpikir positif. Jadi, tujuannya adalah untuk melawan segala kegelisahan dan mulai belajar agar percaya kepada diri sendiri. Apa pun yang terjadi. Oleh karena itu, aku menuliskannya di sini agar bisa selalu kubaca di mana pun dan juga sebagai pengingat diri.

AKU PANTAS MENJADI YANG TERBAIK DARI DIRI SENDIRI

Masalah yang suka kuhadapi adalah aku sering merasa tidak menjadi diriku sendiri dan tidak bisa melihat diriku seperti dunia memandangku. Jadi, mulai saat ini, aku harus bisa menghargai diriku karena aku cantik, aku baik, aku pintar, aku humoris, aku berani, dan aku cerdas.

Hey, diriku! Kapan saja aku membaca tulisan ini, ketahuilah bahwa aku pantas menjadi yang terbaik dari diri sendiri. Jangan dengarkan perkataan negatif dari orang lain atau bisikan jahat yang muncul dari dalam pikiran sendiri yang bisa membuat diriku merasa rendah. Ingat, aku bisa menjadi pribadi yang bijak dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitar, bahkan dunia!

MEMAAFKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

Aku, bahkan semua orang, pasti pernah melakukan kesalahan, jadi aku tak perlu terlalu keras menyalahkan diri sendiri. Kesalahan adalah cara terbaik untuk belajar dan memperbaiki diri. Sehingga, mohon ya, diriku, jangan membuat rasa bersalah itu menjadi berlebihan.

Aku dan semua orang di dunia ini adalah manusia biasa yang sering merasakan hal-hal gila bernama kehidupan.

Cobalah untuk memaafkan orang lain yang pernah menyakitiku dan membuatku sakit hati. Karena ketika aku bisa memaafkan, aku telah membuat hati ini bebas dari rasa sakit dan kesal yang sering aku pedulikan. Dan, percayalah bahwa rasa sakit dan amarah tidak pantas menghuni hati dan pikiranku ini. Aku yakin aku bisa membuat ruang lebih untuk rasa cinta.

MELAKUKAN HAL-HAL YANG MEMBUATKU BAHAGIA

Hidup di dunia ini hanya sekali. Oleh karena itu, ketika aku mendapat kesempatan, aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin, contohnya seperti mengejar mimpiku atau menulis pengalaman luar biasa yang telah aku alami.

Sepuluh tahun dari sekarang, aku tak akan menyesali dan bersedih karena telah menyia-nyiakan hal-hal baik yang datang dalam hidup atau tidak mewujudkan mimpiku menjadi kenyataan. Melainkan, sepuluh tahun dari sekarang, aku akan menikmati hidup bahagia seperti yang sedang kubayangkan saat ini. Aku pasti bisa!

MENYADARI BAHWA TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA

Setiap orang memiliki masalahnya sendiri yang setiap hari menghantui dirinya. Di penampilan luar, aku sering berpikir bahwa orang yang kuanggap memiliki hidup sempurna, karier bagus, banyak uang, dan banyak penggemar, ternyata di sisi dalam dirinya, mereka memiliki kendala dan permasalahan yang sedang dihadapi. Lalu, dengan begitu, wahai diriku, lihatlah seseorang bukan dari hal yang sudah dicapainya, tetapi lihatlah proses atau perjuangan mereka dalam meraih hal-hal sukses tersebut.

Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan kehidupan. Oleh karena itu, aku harus bisa bersyukur dan jika ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi dalam hidup ini, aku harus berjuang mendapatkannya, bukan mengeluh dan iri kepada kebahagiaan orang lain. Aku pasti bisa!

MENGHARAPKAN CINTA SECUKUPNYA DARI SESEORANG

Jangan mengharapkan rasa cinta dari lawan jenis, sebelum aku mampu mencintai diriku sendiri. Karena, aku merasa bahwa cinta sejati berasal dari seberapa besar aku bisa menghargai dan memaknai diriku dalam menjalani hidup ini.

Jika suatu saat nanti aku membutuhkan cinta, yang pertama harus aku perhatikan adalah diriku sendiri. Dengan begitu, aku bisa mencintai orang lain seperti aku mencintai diriku sendiri secara bijaksana.

KATAKAN, “AKU CANTIK!”

Carilah cermin. Lihatlah di sana ada sesosok diriku, kemudian pikirkanlah betapa banyak hal yang sudah aku raih, pikirkanlah tentang hal-hal baik yang sudah kudapatkan selama ini, pikirkanlah kenangan-kenangan yang menyenangkan, pikirkanlah tentang segala kejadian seru yang sudah kualami, sehingga semua itu bisa membuatku merasa begitu spesial.

Lalu, lihatlah sosok yang ada pada cermin lebih dekat dan katakan,

“Aku cantik! Cantik bukan hanya di penampilan luar, tetapi juga di dalam hati.” 

Ulangi kalimat tersebut lebih dari sekali, katakan lagi, nyanyikan, teriakkan, dan rasakan.

BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG YANG MEMBAWA EFEK POSITIF

Wahai, diriku! Berhentilah menghabiskan waktu dengan orang-orang yang hanya bisa membuatku merasa “kecil” dan tidak bahagia.

Habiskanlah waktu dengan orang-orang yang bisa memberikanku pengaruh positif dan menginspirasi supaya membuat hidupku menjadi lebih baik setiap hari. Orang-orang yang bisa saling memberikan solusi dan jalan keluar ketika ada masalah. Orang-orang yang bisa mengingatkanku saat aku berbuat salah. Orang-orang yang bisa membuatku nyaman saat bersama mereka. Dengan begitu, aku yakin perasaan, aura, dan energi  positif bisa masuk ke dalam diriku.

FOKUS

Tetap fokus kepada tujuan yang ingin aku raih dan berusaha untuk melakukannya lebih baik setiap hari. Jangan mudah putus asa! Selalu semangat dan yakin bahwa aku bisa menjadi sukses!

MENIKMATI WAKTU KESENDIRIAN

Meskipun saat ini aku belum memiliki kekasih, itu bukan alasan bagi diriku untuk menyesali dan bergalau tak jelas setiap hari. Aku pasti bisa menikmati waktu kesendirian ini dengan aktivitas-aktivitas bermanfaat, seperti pergi ke taman sambil membaca buku, menonton film favorit di bioskop, mencari teman baru yang bisa saling mendukung dalam kebaikan, dan hal-hal seru lainnya.

Aku yakin bahwa dengan menikmati kesendirian secara baik dan bijaksana, itu membuatku bisa mencintai dan menghargai diri sendiri.

***

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari. Aku meregangkan otot tangan dan leher sambil membenarkan letak kacamataku. Rasanya memang lelah menulis yang kurang lebih aku habiskan selama satu jam ini, tapi rasa lega dan nyaman juga kurasakan setelahnya. Beruntung, bulan ini masih tanggal libur semester, sehingga aku tak perlu khawatir akan mengantuk pada jam kuliah seperti di hari-hari biasanya. Hehe. Lagipula, ketika aku merasa lelah dengan kehidupan, aku bisa membaca lagi renungan yang baru saja kutulis di buku curhat kesayanganku ini. Oh iya, aku menamakan curhatan malam ini dengan “Seni Mencintai Diri Sendiri” karena kata “seni”─yang kuambil dari pengertian KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)─yang berarti kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa). Dan, yang kumaksudkan dari “bernilai tinggi” adalah ketika aku bisa membuat diri ini berharga dan bermanfaat.

Langit di luar semakin berwarna hitam pekat. Aku pun segera membereskan peralatan tulis dan meletakkan kacamataku ke atas meja. Tak lupa juga memasang alarm dengan waktu menunjukkan pukul 05.00. Kemudian, tubuhku sudah berada di kasur yang nyaman. Sisanya, tinggal suara embusan nafasku yang menjadi saksi saat aku memejamkan mata.

Post a Comment

12 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
  1. Bener-bener sama kaya aku. Nulis semuanya dilembar-lembar buku untuk melepaskan kegelisahan. Tapi, ke media digital aku belajar sendiri. Tujuannya tentu sama, menunggu masukan dari orang luar yang bisa jadi lebih bagus dari teman-teman kita. Kalau ke aku sendiri, menerima semua masukan positif dan negatif dari beberapa orang. Itu kan pendapat mereka, jadi tidak masalah bagiku. Tinggal bagaimana cara kita untuk menerimanya.

    Makna dari setiap tujuan seni mencintai diri sendiri udah aku pahami. Dan aku mencoba untuk melaksanakan satu per satu. Makasih sudah menguatkan kembali seni raga yang telah hilang pada diriku beberapa hari ini. #Curhat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, biasanya dengan menulis segala kegelisahan, bisa membuat lega di pikiran. Yang penting, kita bisa memilih dengan bijak media mana untuk melampiaskannya.

      Delete
  2. Hm, beberapa hal yang ada dalam seni mencintai diri sendiri di atas udah ada yang kuterapkan. Tapi beberapa yang lain belum. Dan juga, bagian bercermin dan mengatakan "aku cantik" itu gak bakal bisa aku lakuin, karena sampai detik ini aku masih meanggap dan semoga tidak pernah berubah sampai akhir hayat bahwa aku ganteng, tidak akan pernah menjadi cantik.

    Jadi, sebelum mencintai orang lain, cintailah dulu diri sendiri. Kalau diri sendiri aja gak cinta gimana mau ngasih cinta ke orang lain ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang bagian "Aku cantik" memang harus disesuaikan dengan identitas diri masing-masing. Haha. Karena di cerita ini, ditulis berdasarkan sudut pandang perempuan.

      Delete
  3. Wahhh, kagum baca ini, soalnya aku agak melenceng dari post ini.

    Aku terlalu mengharapkan cinta dari seseorg, sering menyesali hal yg gk pentin, malu selfie sama org. Padahal itu semua klo nggk dihiraukan bakal memaksimalkan potensi diri sendiri......hehe

    Terimksih banyak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita sama-sama masih belajar untuk memperbaiki diri sendiri supaya menjadi lebih baik.

      Delete
  4. Emang bener kalo curhat itu jangan di sosial media, karena pemikiran orang itu macam-macam, dan kebanyakan negatif. Kalo soal mencintai diri sendiri, kita juga harus tau tiap orang pasti punya kelemehan tersendiri yang juga mereka benci. Jadi jangan menganggap kalau orang lain yg lebih dari kita adalah oranv yg gak punya kelemahan, karena mereka pun pasti menyembunyikan kelemahan mereka dengan kelebihan mereka. Jadi, mulailah mencintai diri sendiri karena apa yg kita punya pun belum tentu mereka punya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, setuju. Dengan begitu, semoga kita bisa selalu menghargai dan bersyukur dengan kehidupan yang kita jalani.

      Delete
  5. Kelas dua SMP, gue pertama kali nulis apapun kegiatan dalam sehari di buku kecil yang bisa gue bawa. Karena itu tugas dari guru bahasa indonesia untuk menulis diary.

    Bersyukur adalah cara terbaik untuk mencintai diri sendiri. Gue pernah menganggap, kalo gue gak berguna dan masalah yang menimpa itu terlalu berat. Ketika gue dengar cerita teman tentang keluarganya, gue mengucap syukur, karena masalah yang menimpa gue masih sangat ringan jika dibandingkan dengan masalah teman gue itu.

    Curhat di media sosial itu boleh aja, asal udah difilter. Gue nulis diblog itu juga curhat, tapi setelah gue berhasil melihat masalah dari sudut pandang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, benar. Curhat di media sosial memang boleh asal kita bisa membatasinya dan gak merugikan orang lain.

      Delete
  6. Ini seperti aku sekarang dan aku bersyukur bisa membaca ini jadi aku bisa mengoreksi diri ku lagi supaya lebih baik

    ReplyDelete