Sumber gambar: favim.com
Perkembangan bentuk buku sampai sekarang ini, sudah memasuki ke tahap era digital. Ya, di era ini, kita bisa membaca buku tanpa harus membawa bentuk fisik buku yang ingin dibaca. Jadi, dengan memakai smartphone atau tablet computer yang kita punya, kita bisa membaca buku dalam bentuk elektronik (atau biasa disingkat E-Book) yang bisa dibeli atau diunduh secara gratis di internet. Meskipun begitu, buku berbentuk kertas atau buku cetak juga masih banyak peminatnya, mungkin karena sudah terbiasa membaca buku fisik, jadi ketika membaca buku berbentuk digital, merasa kurang puas. Dan, saya adalah salah satu tipe pembaca yang masih meminati buku berbentuk kertas tersebut.
Oleh karena itu, kali ini saya mau membahas perbedaan kenikmatan antara membaca buku berbentuk kertas dengan yang berbentuk digital berdasarkan pengalaman yang saya rasakan selama ini. Well, here they are:
- Buku berbentuk kertas memiliki halaman-halaman yang bisa disentuh secara langsung dan itulah, menurut saya, yang bisa memunculkan sensasi membaca buku karena saya bisa membolak-balik halaman tanpa harus takut membuat layar smartphone tergores, jika membaca lewat E-Book. Selain itu, untuk sebagian orang─termasuk saya─saat mencium aroma kertas buku yang baru dibeli, juga memiliki kenikmatan tersendiri. Aroma tersebut gak bisa didapatkan ketika saya membaca melalui E-Book.
- Saat membaca buku cetak, saya bisa menuliskan beberapa catatan atau menandainya dengan pensil, stabilo, atau pulpen di beberapa kalimat yang saya anggap penting. Secara gak sadar, itu membuat hubungan batin antara pembaca dengan buku cetak menjadi lebih kuat. Nah, di E-Book, saya belum bisa mendapatkannya.
- Buku cetak bisa dipajang di kamar atau perpustakaan pribadi. Dan, untuk beberapa orang yang suka berbagi di media sosial, buku cetak bisa difoto lewat kamera smartphone, kemudian di-upload sebagai bukti konkret tentang informasi buku yang sedang ia baca. Dari sana, saya merasa bahwa kehadiran buku cetak bisa dinikmati secara nyata dan bisa dilihat sebagai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya untuk diperlihatkan kepada orang lain.
- Kehadiran buku digital memang membuat kita merasa mudah dan gak perlu khawatir menambah berat di dalam tas karena bisa dibawa ke mana-mana melalui gadget. Akan tetapi, saat gadget tiba-tiba mengalami eror dan datanya hilang, buku cetak masih menjadi pilihan untuk bisa dibaca.
- Saya adalah tipe orang yang gak bisa melihat layar gadget terlalu lama karena pancaran sinarnya yang bisa memengaruhi penglihatan menjadi cepat lelah, sehingga buku cetak menjadi bentuk buku yang sering saya baca. Karena ketika saya menghabiskan waktu lumayan lama untuk membaca buku cetak, mata saya bisa tahan, kecuali kalau memang sudah ngantuk. Hehe.
Beberapa buku yang saya baca ketika menulis postingan ini.
Itulah beberapa alasan bahwa bentuk buku cetak masih menjadi pilihan utama saya untuk membaca. Meskipun begitu, saya juga suka membaca melalui gadget untuk mengetahui kabar terkini, saat blogwalking, atau untuk membaca kumpulan artikel yang berasal dari situs kredibel. Dan, yang paling penting dari pilihan antara bentuk buku digital atau bentuk cetak adalah minat baca masyarakat yang semoga akan terus tumbuh, sehingga apapun bentuk buku yang dibaca gak menjadi masalah. Karena, yang seharusnya menjadi masalah adalah ketika minat baca masyarakat gak didukung oleh keadaan di sekitarnya.
Yuk, budayakan membaca!
Gue lebih suka buku cetak.
ReplyDeleteDengan halaman yang sama, membaca E-Book akan lebih melelahkan daripada membaca buku cetak. Yaap, betul banget sama apa yang udah di tuliskan di atas, aroma dari buku cetak apalagi yang baru aja di buka dari plastiknya itu amazing banget.
Ya, mencium aroma buku cetak baru bikin nagih. Hehe.
DeleteGue juga salah satu penikmat buku fisik si. Selain karena gak betah lama2 di depan layar. Lebih syahdu aja klo baca fisiknya. ^_^
ReplyDeleteSelain itu faktor kesehatan juga gak terlalu baik loh klo kelamaan baca via smartphone atau tablet. Hehe
Baca di smartphone butuh kekuatan mata yang lebih kuat buat bertahan dari sinarnya.
DeleteTulisan ini kok kayak gue banget dah! Gue juga lebih suka baca buku cetak, pernah sih coba-coba baca ebook tapi nggak tahu kenapa kurang puas. Kalau di perjalanan gue lebih suka bawa buku cetak meskipun berat. Ada kesenangan sendiri kalo baca buku. Btw kalo gue biasanya sering baca komik kalo di HP lebih ringan dan banyak gambar dibandingkan bacaan semua, suka sakit juga matanya... Setuju banget sama tulisan di atas.. :)
ReplyDeleteIya, gue juga kalau mau pergi, diusahakan bawa buku cetak buat dibaca pas di perjalanan, meskipun di smartphone udah ada e-book.
Deletekalo gue masih lebih suka buku fisik sih dibandingin digital. Nyobek plastiknya, aroma kertas dan buku baru, suara kertas saat balik halaman buku, itu nikmat banget haha. Tapi makin ke sini harga buku juga makin mahal. Mungkin buku digital tujuannya ya itu, untuk hemat ongkos produksi dan jaga kelestarian lingkungan juga karena kertas kan dari pohon :'))
ReplyDeleteIya, harga buku cetak semakin naik mungkin karena bahan produksinya semakin mahal, tapi kalau kita bisa ngumpulin uang buat ngebelinya, ada kepuasan tersendiri juga.
DeleteBener banget sih, cuma kalo buat baca2 karya jadul gue lebih prefer ke buku dijital ya itu juga karna udah ga keliatan batang idungnya di toko toko terdekat haha
ReplyDeleteIya, karya jadul emang ada yang udah jarang diproduksi lewat cetak. Tapi pas dicari versi digitalnya, ternyata masih ada.
DeleteSamaan, gue juga malah lebih suka buku cetak daripada yang digital, sampe sekarang pernah download satu buku digital dan akhirnya... Nggak kebaca. Iya, nggak ada sensasi baca buku. Mungkin udah kebiasaan kali, ya?
ReplyDeleteOhiya funfact gue juga : "Selain itu, untuk sebagian orang─termasuk gue─saat mencium aroma kertas buku yang baru dibeli, juga memiliki kenikmatan tersendiri. Aroma tersebut gak bisa didapatkan ketika gue membaca melalui E-Book."
Iya, setuju. Di laptop, gue juga ada puluhan buku digital, tapi sampai sekarang belum ada satu pun yang selesai dibaca karena masih lebih banyak baca dari buku cetak.
Deletegue lebih suka sama buku cetak, sih. sama kayak lo, gue nggak terlalu hobi natap layar gadget kelamaan. apalagi untuk aktifitas membaca, itu kalau udah lama baca mata bisa rada nggak enak karena kelamaan natap layar.Entah kenapa, kalau gue sih bisa lebih berfantasi di dalam buku cetak ketimbang digital..
ReplyDeleteBenar, berfantasi ketika membaca, gue juga lebih seru ketika di buku cetak.
Deletebener juga mas, kalo pas kita baca buku cetak kalu ada tulisan yang menarik atau tulisan yang penting bisa kita tandai dengan stabilo yah hehehe
ReplyDeleteya mungkin buku cetak sampe sekarang masih banyka peminatnya ya, tadi aku lihat pas nongkrong ada cewek bawa novel dan aku perhatikan dia manis juga wkwkwk, aku perhatikan dia konsentrasi baca novel tersebut, sambil membawa stabilo mungkin ada kata kata mutiara ang ditandai kali ya hehehehe.
Wah, seharusnya bisa diajak kenalan tuh si perempuan. Haha.
DeleteWalau ebook menjadi pilihan yang bagus soal go green tapi tetep gak bisa ngalahin nikmatnya mencium aroma buku baru yang plastiknya baru dilepas hihi
ReplyDeleteGue setuju banget kalau buku cetak itu lebih asik ketimbang ebook, tapi ya itu ya kedua punya kekurangan dan kelebihan juga. Kayak Ebook itu biasnaya lebih murah meriah hahaa
Plus E-book ga berat..
DeleteHehehehe
Iya, buku cetak atau digital punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, tinggal selera kita aja yang menentukan. :)
DeleteWaah
ReplyDeleteSetuju banget sama yang nomor 1..
Memang baca buku cetak dengan tekstur kertas dan aromanya punya feel tersendiri..
Beda aja gituuuh..
Buat yang nomor 3,
itu ngebuat gua teringat sama omelan mama "ngapain beli buku banyak2? buat semak rumah aja. Kan bisa baca di internet atau pinjem!"
Hahhahaa..
Beliau ga ngerti kalo liat buku2 menumpuk itu punya kesenengan tersendiri..
:p
Berarti kasih aja pengertian ke mama bahwa ada keseruan tersendiri ketika mengoleksi buku cetak, yang penting kan serunya positif. :D
Deleteanjir buku lo gokil2 gung, itu beneran buku yang lo bac akan d gambar itu.. asli keren. apalagi yang quraish sihahb sama medilognya tan malaka.
ReplyDeletegue pengen baca buku yang bikin gue mikir keras gung, makanya gue tertarik tuh sama kedua buku itu hehe
menurut gue lebih enakan buku fisik sih ketimbang ebook masalahnya kalau ebook itu tergntung sama listrik kalau listriknya nggak ada ya udah kagak bisa dibaca hahaha
Iya, gue juga baru sekitar dua tahun terakhir baca buku-buku "berat" karena mau keluar dari zona nyaman (seperti baca novel remaja atau buku komedi). Hehe.
DeleteCoba aja pelan-pelan dulu biar bisa mencoba baca buku yang sebelumnya dianggap "berat".
aku #timbukufisikgariskeras!!!!!!!!!!!!!!! I love the smell of book, apalagi buku baru.. nikmat banget :D
ReplyDeletekalo ebook kurang greget mnrt gue
Setujuuu! :D
DeleteJujur aku lebih menikmati buku cetak daripada digital karena bikin mata pedes huhuu
ReplyDeleteIya, kak, sama nih.
DeleteOke, jadi jujur. Perhatian gue lebih terfokus pada buku Madilog karya Tan Malaka daripada isi tulisannya.
ReplyDeleteTapi overall setuju sih, kaya kalo saya pribadi. Baca buku digital paling setengah jam udah ga kuat. Dibandingkan dengan buku yang berbentuk fisik buku, nah itu gue malah bisa nyampe 6 jam nonstop juga ayo aja.
Sekilas info, buku Madilog sebenarnya sudah bisa diakses secara bebas di internet. Tapi karena bentuknya digital, jadi kurang nyaman bacanya yang harus selalu menatap layar.
DeleteWahaha.. bener banget bang. Gue juga lebih suka buku cetak, dari mulai nyobek plastiknya, bau kertasnya sampe bolak-balik halamannya itu ada sensai tersendiri.
ReplyDeleteKalo ebook sih gak terlalu, soalnya pernah baca lewat smartphone, alhasil mata gue berkunang-kunang ahahaha.. padahal belum ada stengah jam.
Itulah alasan mengapa buku cetak masih banyak peminatnya ya di zaman yang sudah serba digital ini.
Delete