Sumber gambar: picturequotes.com
Dan, pertanyaan tersebut gue jadikan sebagai Question of The Day saat itu.
Seketika, gue hanya menjawab dengan “Hehehe” karena gue malas menjelaskan alasan yang sebenarnya, sehingga gue langsung mengalihkan pembicaraan dengan balik bertanya, “Siapa ya penemu ember?”
***
Baiklah, jadi sekarang gue menjawab pertanyaan teman gue itu tentang status hubungan gue─yang selama masa kuliah ini─mereka tau kalau gue itu jomblo.
Sebenarnya, saat awal semester pertama kuliah, gue masih mempunyai pacar. Namun sayangnya, gue dan (mantan) pacar gue itu melakukan hubungan jarak jauh, sehingga karena faktor itu membuat hubungan kami menjadi renggang dan akhirnya kami pun memutuskan untuk berpisah. Itu terjadi sekitar Oktober 2012.
Setelah itu, gue mencoba untuk mendekati teman perempuan di kelas, tetapi sayangnya gue selalu menunda mengungkapkan perasaan, sehingga akhirnya dia malah berpacaran dengan senior di kampus. Itu terjadi sekitar Juni 2013.
Ternyata, hubungan dia (teman sekelas yang gue suka) dengan sang pacar berakhir lumayan cepat karena sang pacar tiba-tiba hilang komunikasi dan selalu menghindar saat dia mencoba menanyakan kabarnya. Dan, gue mencoba mengambil kesempatan untuk mendekatinya lagi. Akan tetapi, gue gak punya keberanian untuk mengungkapkannya karena gue khawatir ditolak sehingga hubungan kami malah menjadi renggang. Itu terjadi sekitar Januari 2014.
Karena gue yang selalu menunda mengungkapkan perasaan, akhirnya gue memutuskan untuk selalu fokus kepada aktivitas kuliah dan gak memprioritaskan untuk mendapatkan pacar terlebih dulu. Namun, saat itu ada persiapan acara peringatan ulang tahun jurusan gue di kampus, Bahasa dan Sastra Inggris, dan gue termasuk salah satu panitia bagian acara bersama beberapa teman lain yang menyebabkan, karena seringnya kami berkumpul untuk rapat membahas acara tersebut, gue menjadi dekat dengan salah satu teman panitia (perempuan). Karena kedekatan itu semakin hari semakin bertambah, gue memutuskan untuk mengungkapkan perasaan gue kepadanya supaya dia menjadi pacar gue. Sayang, ternyata gue ditolak karena dia udah mempunyai pilihan lain. Itu terjadi sekitar Mei 2014.
Dengan lapang dada, gue menerima keputusan dia (perempuan yang udah gue ‘tembak’). Gue gak memikirkannya terlalu berlebihan dan berusaha menjalani hidup ini dengan tenang. Sekitar dua minggu kemudian, masih karena ada acara ulang tahun jurusan di kampus, akhirnya gue bisa mendekati salah satu adik kelas (perempuan) yang menjadi peserta di acara tersebut. Berbekal dengan status gue sebagai salah satu panitia acara, dia sering menanyakan tentang perlombaan atau acara yang masih dilaksanakan ke gue. Karena itu, hubungan gue dan dia semakin hari semakin dekat. Empat bulan gue mendekati dia, tetapi gue mencoba untuk gak mengungkapkan perasaan suka yang muncul karena dia masih mempunyai pacar. Sayangnya, karena kesibukan kami masing-masing di kampus, menyebabkan kami perlahan-lahan menjadi jarang berkomunikasi, sehingga hubungan kami yang awalnya sangat dekat menjadi biasa-biasa aja. Itu terjadi sekitar Desember 2014.
Karena hubungan gue dan dia (adik kelas yang gue suka) semakin gak sedekat dulu, gue pun menjadi jarang mendapatkan kabar terbarunya. Tiba-tiba, ada informasi dari teman (yang mengetahui kedekatan gue dengan dia) kalau ternyata dia udah berpacaran dengan lelaki yang satu angkatan dengannya. Lagi-lagi, karena gue sering menunda mengungkapkan perasaan, akhirnya gue “dibalap” oleh lelaki di luar sana yang bisa mengambil kesempatan dengan cepat. Gue mencoba keep calm and stay awesome. Itu terjadi sekitar Maret 2015.
***
Setelah kejadian-kejadian itu semua, sekarang gue gak terlalu fokus untuk mendapatkan pacar karena gue memutuskan untuk lebih fokus menyelesaikan kuliah yang udah memasuki semester akhir ini.
Ya, begitulah jawaban dari pertanyaan yang udah gue sebutkan di bagian awal postingan ini. Semoga jawaban ini gak bermanfaat untuk ujian akhir semester nanti.