Gak terasa ya bulan Ramadhan sudah memasuki hari yang ke- 23.
Ngomong-ngomong tentang bulan Ramadhan. Setiap sore, gue selalu menonton Dora The Explorer kultum-kultum yang sering tayang sebelum adzan maghrib di televisi nih. Kalian tau kan? Iya, gue menonton tayangan tersebut bermaksud sambil ngabuburit. Gue berpikir, ngapain sih ngabuburit diisi dengan ngebut-ngebutan di jalan atau berboncengan bersama si pacar naik motor sambil peluk-pelukan. Selain membuat iri para jomblo, itu juga berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Nah daripada kita melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu, lebih baik kan kita ngabuburit dengan membaca Al-Qur’an atau menonton tayangan-tayangan yang menambah wawasan kita terhadap ilmu agama.
#AgungLagiBener
#AgungAbisDisabetPakeSorbanSamaPakUstadz
Oke, kembali ke topik.
Jadi sore tadi, gue sedang menonton tayangan kultum dari salah satu ustadz ternama di Indonesia. Setelah gue menyaksikannya sampai habis, gue berkesimpulan kalau tema yang beliau bawakan kali ini tuh tentang nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia, salah satunya adalah nikmat fisik yang sempurna. Iya, terkadang manusia emang suka khilaf karena gak bersyukur atas nikmat fisik yang diberikan oleh-Nya. Jadi, kali ini gue mau membahas tentang sisi lain dari orang cakep. Tau deh, nyambung atau enggak.
Ngaku deh, kita yang merasa dirinya gak cakep, pasti suka merasa kalau kehidupan ini gak adil. Salah satu dari kita pasti ada yang pernah berpikir, “Kenapa sih tampang gue pas-pasan dan gak ada fitur yang menarik dari diri gue?”. Lalu ketika kita melihat orang yang dianggap cakep, pasti ngerasa hidupnya lebih baik dan bahagia dari kita. kita merasa kalau dia bisa lebih gampang nyari jodoh, lebih gampang dikenal banyak orang, dan mungkin bisa mendapatkan hal-hal dalam hidup tanpa harus berusaha keras seperti kita. Dengan begitu, kita kemungkinan besar menganggap kalau menjadi orang cakep itu menyenangkan dan mudah untuk dijalani.
Oke, untuk yang merasa seperti yang udah gue tulis di atas, jangan desperate dulu! Di sini, Motivator Salah Gaul akan menjelaskan beberapa rahasia tentang sisi lain dari orang cakep.
Jadi, menurut pengalaman dari motivator salah gaul selama menjadi orang cakepdi Kebun Binatang Ragunan, orang cakep itu juga mempunyai beberapa hal yang gak gampang untuk dijalani lho. Berikut detailnya:
Jadi, menurut pengalaman dari motivator salah gaul selama menjadi orang cakep
1. Menjadi pusat perhatian orang lain
Orang cakep itu biasanya emang menarik untuk dilihat. Nah, karena kemenarikannya itulah orang-orang di sekitarnya pasti akan merhatiin dia lebih daripada yang lain. Kalau udah begitu, gerak-gerik si orang cakep ini jadi gak bebas dan susah. Mau ngapa-ngapain, pasti dia harus jaga sikap atau bertingkah untuk selalu jaim/pendiam. Mau ngupil pake jempol kaki atau kentut sambil kayang sembarangan pun bakal susah, karena kalau misalnya dia ketauan ngelakuin hal-hal “ekstrem” kayak gitu, pasti dia bakal dikomentarin, “Iiiih, cakep-cakep kok jorok ya”. Dan kalimat “cakep-cakep kok jorok” ini akan menjadi cap sosial yang menempel di kepribadiannya, sampai akhir hayat nanti.
Sementara dengan orang yang mempunyai wajah pas-pasan, dia mau ngupil pakai kelima jari kakinya atau mau kentut sambil koprol ke kiri dan ke kanan pun bakal jarang ada yang merhatiin, karena orang-orang di sekitar emang gak terlalu peduli. Kalaupun ada orang yang mergoki, biasanya dia bakal dimaklumi. Yaa yang penting sih asal jangan boker di celana aja, karena mau orang cakep atau enggak, yang namanya boker di celana pasti semua orang bakal jijik.
2. Suka diremehin
Menjadi orang cakep itu terkadang juga gak enak. Misalnya aja suatu hari kita sedang menonton pertandingan futsal. Di dua tim yang sedang bertanding tersebut ada satu orang yang masing-masing dianggap sebagai pencetak gol utama. Tapi kedua pencetak gol tersebut memiliki perbedaan, yang satu wajahnya cakep, yang satu lagi biasa aja. Nah, dalam pertandingan futsal yang sedang berlangsung, dua-duanya lagi “mandul” nih kakinya, daritadi nge-shoot ke gawang gak masuk-masuk. So, kemungkinan besar komentar-komentar dari penonton untuk kedua orang ini adalah:
Ke si biasa aja: “Payah banget sih. Masa daritadi ada kesempatan buat ngegolin, bolanya gak masuk-masuk. Udah, jangan oper ke dia lagi!”.
Ke si cakep: “Yaaah, tembakannya gak masuk lagi. Payah banget deh. Modal tampang doang sih, tapi skill-nya gak ada. Gue curiga kalau tuh orang pasti pacaran sama anaknya pelatih, makanya bisa masuk ke dalam tim!”.
Wow... komentar yang sangat-sangat menusuk hati. Fyi, sebenarnya main futsal dengan tampang itu sama sekali gak ada hubungannya.
3. Dijadikan target kejahilan
Kalau poin ini sih tergantung situasi. Misalnya ketika kita lagi melaksanakan Ospek di kampus. Salah satu orang yang sering disuruh maju ke depan oleh senior, kemungkinan besar adalah orang-orang yang berpenampilan menarik. Iya, hal itu soalnya pernah terjadi saat gue Ospek kemarin. Yap, kalau kita terlihat seperti ini:
Kita bakal sering dijadikan target kejahilan oleh senior.
Tapi, kalau ternyata kita berpenampilan seperti penyihir di bawah ini:
Dijamin senior bakal takut untuk ngejahilin kita.
4. Dideportasi
Beberapa bulan lalu, ketika gue sedang menjelajah dunia maya, gue menemukan berita ini.
Dan menurut gue, ini merupakan salah satu ancaman baru untuk orang-orang cakep. Iya, kita bisa-bisa dideportasi dari suatu negara karena dianggap terlalu cakep dan bisa membuat orang-orang di sekitar kita jadi lupa diri gara-gara pesona yang dipancarkan.
Kasian juga kan jadi orang cakep, gak ngelakuin kesalahan apa-apa, tapi malah dianggap makhluk berbahaya. Bersyukurlah yang mempunyai wajah pas-pasan, karena biasanya dia nyadar, dengan muka yang pas-pasan, dia gak mungkin bisa menarik perhatian lawan jenis.
Kasian juga kan jadi orang cakep, gak ngelakuin kesalahan apa-apa, tapi malah dianggap makhluk berbahaya. Bersyukurlah yang mempunyai wajah pas-pasan, karena biasanya dia nyadar, dengan muka yang pas-pasan, dia gak mungkin bisa menarik perhatian lawan jenis.
Oke, segini dulu postingan gue kali ini. Dari penjelasan-penjelasan di atas, gue menyimpulkan:
That’s life with its own rule. Semesta akan selalu berkonspirasi. Syukurilah hidup kita, nikmatilah keadaan kita, dan biarkan Tuhan yang mengatur segalanya. Asal kita bisa selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, Tuhan pasti akan selalu bertanggung jawab atas segala keadaan kita. Percayalah! ;)
Ngerasa terpanggil setelah membaca judul diatas, hihi :D
ReplyDeleteYang penting hatinya juga harus cakep ya~ :p
Delete