Tanda-Tanda Kamu Masuk ke dalam Friendzone

Huah, udah lama banget gue gak buka blog. Iya, terakhir kali gue nge-post tuh sekitar bulan Desember tahun lalu. Mungkin bagi orang-orang yang lagi PDKT pada saat itu, sekarang udah pada jadian kali ya (kalau diterima, sih). :p

Oh iya, tiba-tiba gue jadi keinget zaman SMP dulu nih, ya kira-kira bertahun-tahun yang lalu. Pada waktu itu, gue sering nge-PDKT-in cewek yang gue suka. Tapi, gara-gara gue kelamaan PDKT, akhirnya... gue malah terjebak ke dalam friendzone.

Hah, friendzone? Apaan tuh, Gung? Sejenis zona hiburan yang banyak permainannya itu, ya?

Itu mah TIMEZONE!!! -__-

Oke, bagi kalian yang baru aja keluar dari dalam goa dan belum tahu arti friendzone, nih gue kasih tahu:

Friendzone (atau dalam bahasa Indonesia artinya zona teman) adalah keadaan ketika gebetan kita hanya menganggap kita sebatas seorang teman, gak lebih.

Ya, zaman SMP dulu gue emang beberapa kali pernah suka sama sahabat (lawan jenis) gue sendiri, walaupun gue sadar kalau suka sama sahabat sendiri tuh kecil banget kemungkinannya untuk bisa jadian. Kenapa? Karena gue sebagai sahabatnya adalah orang yang selalu menjadi tempat dia untuk bercerita, ketawa-tawa, nangis, dan curhat, terutama curhat tentang gebetannya. Iya, gebetannya dia. Yang mana berarti udah berhasil ngebuat gue jadi cemburu. Makanya saat itu, gue lebih banyak menghabiskan waktu di bawah shower untuk merenungi nasib.

Gue emang sering dijadikan teman curhat, terutama sama teman gue yang cewek. Makanya, gue gak heran kalau teman cewek gue lebih banyak karena gue emang lumayan bisa sabar untuk ngedengerin curhatan-curhatan mereka dan juga mencoba untuk ngasih solusi (ketika diminta) dari masalah yang sedang mereka curhatin. Dari sinilah, gue sadar kalau banyak dari gebetan gue yang pernah gue deketin hanya menganggap gue sebagai teman curhatnya, gak pernah lebih dari itu. Cemburu? Banget. Iya. Banget, gan.

Nah, dari kisah gue di atas, gue mau berbagi pengalaman nih apa aja tanda-tanda orang yang udah masuk ke dalam friendzone supaya kalian yang udah terlanjur masuk ke dalam zona ini bisa cepat menghindar dan gak terjebak terlalu dalam. Apa sajakah itu? Here they are:

1. Selalu jaga jarak ketika jalan berdua

Gejala pertama ini merupakan pertanda awal kalau kita udah memasuki friendzone. Ketika kita ada waktu untuk ngajak si dia pergi berdua, dia malah selalu jaga jarak. Iya, walaupun kita bisa selalu dekat dengannya, tapi kita gak bisa untuk berduaan seperti orang-orang yang punya hubungan spesial. Apalagi ketika kita jalan berdua, dia selalu ngomongin tentang gebetannya. Nyesek. Banget. Pasti. Padahal saat itu kita ingin mengeluarkan kata-kata "manis" supaya dia luluh, tapi yang kita dapat malah mendengarkan keluh-kesah tentang gebetannya. Ah, dipikir-pikir emang ribet juga ya. Kalau ceritanya udah kayak gitu, berarti dia menganggap kita hanya sebatas teman biasa. 

Untuk para cowok, kalau kalian ngajak gebetan pergi jalan-jalan berdua naik kendaraan, sepeda motor misalnya, coba lihatlah cara si doi duduk, kalau doi duduk menjauh dari kalian dan lebih memilih untuk memegang besi belakang motor daripada pinggang kalian, bisa dipastikan kalau selain udah memasuki friendzone, kalian juga udah merangkap menjadi ojek-zone.

2. Gak ada kontak fisik

Pernah gak lu ngerasa kalau tiba-tiba tangan lu gak sengaja disentuh sama si doi? Yang pasti kita bakal ngerasa senang banget kan kalau orang yang kita suka tiba-tiba nyentuh apalagi menggenggam tangan kita begitu aja. Hal itu disebabkan karena setiap orang punya ketertarikan pada lawan jenis dan naluri untuk bersentuhan pasti ada. Tapi, kalau si doi selama ini gak pernah ngelakuin hal kayak gitu dan selalu mencoba untuk menghindar, udah dipastikan kita hanya dianggap sebagai teman.

3. Dia gak pernah penasaran dengan hidup kita

Kalau dia emang benaran suka melebihi seorang teman, pastinya dia selalu mau tahu banget kabar tentang kita, mulai dari aktivitas sehari-hari sampai hal yang pribadi. Mungkin istilah zaman sekarang tuh namanya "kepo". Iya, kepo. Tapi kepo-nya bermaksud untuk perhatian, bukan mencampuri setiap urusan di kehidupan kita. Oleh karena itu, kalau kita merasa si doi gak pernah menanyakan atau sekadar ingin tahu kehidupan kita lebih dalam, bisa jadi itu pertanda kalau dia cuma menganggap kita sebagai teman.

4. Dia menghubungi kita hanya ketika sedang butuh sesuatu

Tanda-tanda yang terakhir ini pasti yang paling nyesek dari beberapa tanda-tanda yang udah gue jelasin di atas. Kenapa? Karena dia menghubungi kita hanya ketika lagi butuh, tapi kalau udah enggak ada masalah, dia pun langsung menghilang begitu aja dan gak menghubungi kita lagi. Iya, gejala yang satu ini emang seperti gejala kalau kita juga di-PHP-in sama dia. Kalau dia juga punya perasaan lebih, pasti dia akan berusaha untuk selalu dekat dengan kita. Salah satunya dengan mencoba menghubungi kita setiap hari.

Contohnya aja begini, lu selalu mengirimkan SMS atau BBM ke dia, tapi gak pernah dapat balasan, alasannya karena si dia lagi sibuk. Tapi suatu ketika, dia tiba-tiba menjadi dekat lagi dengan lu. Dia jadi selalu menghubungi lu lewat Whatsapp/BBM/SMS atau langsung menelepon (kalau banyak pulsa) untuk meminta bantuan atau curhat tentang masalah yang sedang dihadapi, masalah dengan gebetannya, misalnya. Jadi kalau udah kayak gini, mending lu move-on aja ke hati yang baru, daripada lu stuck pada satu hati yang cuma menganggap lu teman, tapi lu meminta untuk lebih.

***

Ya, Friendzone itu rasanya emang menyakitkan. Ketika kita bisa selalu dekat dan bisa bareng dengannya, tapi kita gak bisa untuk memiliki dia. Ketika kita bisa selalu tersenyum saat melihat dia dan bisa tersenyum lebih lebar saat dia membalas senyuman kita, tapi senyumnya itu gak bisa kita miliki.